Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Rabu, 18 Oktober 2023 | 15:55 WIB
Pemaparan hasil survei opini publik Jawa Timur oleh Pusat Studi Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang, Rabu (18/10/2023). [SuaraJatim/Aziz]

Memilah sisi usia, ternyata Baby Boomers (59-85 tahun) dan Gen-Z (17-26 tahun) paling banyak memilih Prabowo dengan angka 41,3 persen dan 45,6 persen. Sementara itu, Gen X (43-58 tahun) dan Gen Y (27-42 tahun) mendominasi pemilih Ganjar dengan 44 persen dan 43,6 persen.

”Mayoritas responden kami sebanyak 75,8 persen berafiliasi dengan ormas NU. Kemudian Muhammadiyah 3,2 persen, non-afiliasi 20,1 persen, sisanya beberapa ormas lain rata-rata nol koma sekian persen. Dan, dari data itu, responden yang berafiliasi NU dan Muhammadiyah cenderung memilih Ganjar Pranowo,” kata Ruli.

Sesuai dengan data yang didapatkan di lapangan, 41,6 persen responden yang berafiliasi dengan NU cenderung memilih Ganjar. Prabowo pada urutan kedua dengan 39,3 persen, lalu Anies di posisi ketiga dengan 18,2 persen.

Untuk pemilih Muhammadiyah, selisihnya sangat tipis. Ketat di antara ketiga calon. Ganjar memimpin dengan 34,4 persen, lalu Prabowo dan Anies berimbang dengan sama-sama 31,3 persen.

Lembaga ini juga melakukan survei untuk mengetahui seberapa besar daya endorse Presiden Joko Widodo terhadap pasangan capres-cawapres.

Baca Juga: Pendukung Ganjar Yakini Mahfud MD akan Rebut Suara Kaum Muslim di Bali Barat

”Masyarakat di Jatim menilai arahan Jokowi tidak memengaruhi mereka. Sama halnya dengan pilihan Parpol juga tidak benar-benar sejalan dengan pilihan masyarakat Jatim akan pasangan capres-cawapres,” kata Ruli.

Berdasarkan survei, sebanyak 53,9 persen responden menyatakan, arahan atau dukungan dari Jokowi tidak berpengaruh. Bahkan, ada 9 persen yang menyatakan sama sekali tidak terpengaruh. Sedangkan yang menilai berpengaruh berada di angka 28 persen.

Ruli menegaskan survei ini adalah penelitian ilmiah independen yang didanai secara mandiri oleh UMM.

Rektor UMM Prof. Fauzan mengatakan UMM memiliki tanggung jawab moral untuk mengedukasi, khususnya bidang perpolitikan kepada masyarakat. Selain itu, hasil survei ini bisa jadi komoditas dan langkah strategis para calon legislatif, khususnya di Jawa Timur.

Fauzan menegaskan survei tersebut tidak ada unsur kepentingan tertentu. "Tidak memiliki kepentingan apapun selain kepentingan edukasi, semata disampaikan untuk mengedukasi. Survei ini akan dilakukan terus sesuai intensitas suhu (perpolitikan) yang berkembang," kata Fauzan.

Baca Juga: Mahfud MD Ngaku Jadi Cawapres Ganjar Tak Keluar Uang

Kontributor : Aziz Ramadani

Load More