Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 17 Oktober 2023 | 21:03 WIB
Penyerang Portugal #07 Cristiano Ronaldo merayakan golnya ke gawang Bosnia-Herzegovina pada pertandingan sepak bola kualifikasi Grup J UEFA Euro 2024 di stadion 'Bilino Polje' di Zenica, Bosnia-Herzegovina pada 16 Oktober 2023.Elvis BARUKCIC / AFP

SuaraMalang.id - Bintang sepak bola dunia, Cristiano Ronaldo, baru-baru ini menjadi pusat perhatian, terutama di media sosial. Hal ini terjadi setelah beberapa pengacara konservatif di Iran menuntut pemain berjuluk CR7 tersebut dihukum cambuk sebanyak 99 kali.

Alasan tuntutan ini muncul akibat Ronaldo memeluk dan mencium kening Fatima Hamami, seorang pelukis difabel yang diketahui mengidolakan Ronaldo.

Hamami, yang mengalami kelumpuhan sebesar 85% dan bergantung pada kursi roda, pernah memamerkan lukisannya yang menggambarkan wajah Ronaldo yang dia buat dengan kaki.

"Terima kasih Tuhan atas harapan mimpi ini," ujar Hamami mengenai pertemuannya dengan Ronaldo di Instagram.

Baca Juga: Hasil Kualifikasi Piala Eropa 2024: Portugal Cukur Bosnia 5-0, Cristiano Ronaldo Cetak Brace

Pertemuan emosional ini juga disorot oleh akun Instagram tim sepakbola Al-Nassr, dengan keterangan bahwa Hamami datang ke markas tim di Teheran untuk bertemu dengan kapten tim, Ronaldo.

Tuntutan hukuman cambuk terhadap Ronaldo bermula dari kunjungannya ke Iran untuk pertandingan Liga Champions Asia melawan Persepolis pada 20 September 2023.

Selama kunjungannya, banyak penggemar memberikannya hadiah, termasuk sebuah lukisan yang ternyata adalah karya Hamimi.

Sebagai bentuk penghargaan, Ronaldo memutuskan untuk bertemu dengan Hamimi, dan memeluk serta mencium keningnya sebagai tanda terima kasih. Sayangnya, momen ini menjadi viral dan memicu kontroversi.

Meskipun beberapa pihak di Iran merasa bahwa tindakan Ronaldo melanggar aturan zina setempat, pemerintah Iran segera mengeluarkan pernyataan resmi untuk membela Ronaldo.

Baca Juga: Dua Kapal induk AS Menuju Israel, Ketegangan dengan Iran Makin Memanas

Melalui pernyataan resmi Kedutaan Besar Iran di Spanyol, pemerintah menegaskan penolakannya terhadap tuntutan pengadilan terhadap atlet internasional di Iran dan menyatakan kekhawatiran bahwa berita ini mungkin digunakan untuk mengalihkan perhatian dari isu-isu lain.

Pemerintah Iran juga menegaskan bahwa Ronaldo disambut hangat oleh masyarakat dan pihak berwenang selama kunjungannya. Pertemuannya dengan Hamami juga mendapat pujian dan penghargaan dari masyarakat dan otoritas olahraga di Iran.

Kontroversi ini kembali menegaskan pentingnya pemahaman budaya lintas negara dan bagaimana tindakan sederhana bisa memiliki konsekuensi besar dalam konteks tertentu. Meski demikian, respon cepat dan positif dari pemerintah Iran menunjukkan komitmen mereka untuk menjaga hubungan baik dengan komunitas internasional.

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More