SuaraMalang.id - Sejumlah siswa di Kota Malang terpaksa menggunakan perahu rakit untuk menyeberang Sungai Brantas saat berangkat sekolah, usai jembatan penghubung Kelurahan Mergosono dengan Bumiayu rusak.
Hampir dua minggu, siswa-siswa dari sekolah dasar dan menengah pertama menggunakan perahu rakit atau getek untuk menyeberang karena jembatan ditutup total karena perbaikan.
"Getek ini baru efektif sekitar 1-2 minggu lalu karena ada perbaikan jembatan penghubung," ujar Ketua RT 11 Kelurahan Mergosono, Hadi Prasetyo dikutip dari Ketik.co.id--jaringan Suara.com, Selasa (3/10/2023).
Hadi menjelaskan, jembatan tersebut rusak sejak 28 September 2023. Warga pun tidak bisa menggunakannya.
Masyarakat kemudian bernisiatif membuat rakit untuk menyeberangi sungai secara swadaya yang diinisiasi Komunitas Keramba Ikan.
"Pertama kita tujukan karena anak-anak dari komunitas ada yang bersekolah di SMP Negeri 7 Malang dan SD Negeri 4 Mergosono. Kalau siang banyak yang tidak bisa mengantar anaknya karena kerja, sehingga ada usul getek ini," katanya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kota Malang, Prayitno meminta penyeberangan menggunakan perahu tersebut untuk dihentikan. Dia mengaku telah meninjau bersama lurah dan camat setempat.
"Kami koordinasi sama lurah dan camat untuk menyarankan tidak menggunakan rakit itu, karena risiko kecelakaan air," kata Prayitno dikutip dari TIMES Indonesia--media partner Suara.com, Selasa (3/10/2023).
BPBD yang memiliki fungsi mitigasi sempat meminjamkan rompi pelampung. Akan tetapi, Suprayitno meminta untuk dihentikan karena termasuk ilegal.
Baca Juga: Dapat Laporan Ancaman Pembunuhan di Medsos, Polres Malang Datangi Rumah Warga Bululawang
"Selain sungainya, tebing untuk akses turun juga curam. Kita beri rompi, karena mitigasi. Nah ini segera ada proses penghentian, kami akan koordinasi secepatnya," katanya.
Prayitno mengimbau masyarakat untuk menggunakan akses jalur darat lainnya.
"Saya lihat kemarin warganya itu saya tanya, ternyata mereka tidak bisa renang. Kita harus edukasi masyarakat agar menggunakan jalan darat untuk mengurangi resiko kecelakaan air, karena penggunanya mulai anak anak hingga dewasa," jelasnya.
Risiko kecelakaan air bisa terjadi apabila tiba-tiba terjadi air besar. Terlebih saat ini cuaca tidak bisa diprediksi, terkadang hujan. "Kecelakaan air itu menguras energi, jiwa dan psikis. Masa kita membiarkan warga seperti itu. Kami harus mengedukasi," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP 5G Paling Murah di Bawah Rp 4 Juta, Investasi Terbaik untuk Gaming dan Streaming
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 29 November: Ada Rivaldo, Ribuan Gems, dan Kartu 110-115
- Bercak Darah di Pohon Jadi Saksi Bisu, Ini Kronologi Aktor Gary Iskak Tewas dalam Kecelakaan Maut
- 5 Shio Paling Beruntung Hari Ini Minggu 30 November 2025, Banjir Hoki di Akhir Bulan!
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
Pilihan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
-
Ironi di Kandang Sendiri: UMKM Wajib Sertifikasi Lengkap, Barang China Masuk Bebas?
Terkini
-
Operasi Zebra Semeru 2025 di Malang Catat 103 Ribu Pelanggaran, ETLE Makin Diperketat!
-
Lonjakan Kasus HIV di Kota Malang, Ini Cara Dinkes Percepat Penanganan!
-
Cara Cek Bansos November 2025 Lewat HP, Semua Lewat Aplikasi Cek Bansos!
-
AgenBRILink Mulya Motor Hadirkan Layanan Keuangan hingga ke Pelosok
-
Konsisten Dukung Asta Cita, BRI Dorong Pertumbuhan Inklusif lewat Penyaluran KUR