SuaraMalang.id - Sulitnya masuk Kota Beijing dikeluhkan oleh sejumlah warga dari berbagai daerah di China. Dalam beberapa hari terakhir, otoritas kesehatan Beijing menerima banyak keluhan dari warga yang pada aplikasi kartu kesehatan digital "Beijing Jiankangbao"-nya terdapat catatan penolakan sebagaimana laporan media China, Rabu (9/11/2022).
Dengan adanya catatan peringatan tersebut, mereka tidak bisa memasuki wilayah Ibu Kota atau mereka yang baru datang dari luar kota tidak bisa keluar rumah selama catatan peringatan dalam bentuk "Pop-Up" di Jiangkangbao tersebut belum hilang.
Juru bicara Pemerintah Kota Beijing Xu Hejian mengatakan bahwa pihaknya akan memperketat tindakan pengendalian dan pencegahan COVID-19 dengan tetap mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat yang melakukan aktivitas di luar kota.
"Menghadapi pertanyaan dan kekhawatiran warga yang kesulitan kembali ke Ibu Kota akibat regulasi pengendalian dan pencegahan, pemerintah akan memperbaiki mekanisme pelayanan," ujarnya.
Pihaknya juga akan memperluas saluran komunikasi darurat bagi masyarakat yang hendak memasuki wilayah Ibu Kota untuk urusan mendesak, seperti pelayanan medis, bisnis, dan mengunjungi keluarga sakit parah.
Seorang pebisnis yang selesai melakukan perjalanan bisnis di Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, mengaku tidak bisa membeli tiket pesawat atau kereta ke Beijing.
Otoritas setempat menyediakan nomor telepon 12345 untuk pelayanan darurat terkait COVID-19.
"Semua keluhan akan ditanggapi dan diselesaikan pada saat itu juga," kata Xu.
Otoritas setempat juga telah mengirimkan pesan singkat kepada warga agar melakukan tes PCR setiap hari secara rutin.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Mereda, Pengangguran di Jateng kian Susut
"Karena situasi epidemi yang semakin parah, diimbau untuk melakukan tes asam nukleat setiap hari mulai tanggal 7 November," demikian pesan singkat Otoritas Kesehatan Sanlitun yang diterima ANTARA Beijing melalui nomor ponsel, Selasa (8/11) siang.
Sebelumnya juru bicara Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) kepada pers di Beijing, Sabtu (5/11), menegaskan bahwa pihaknya akan tetap melanjutkan kebijakan nol kasus COVID-19 secara dinamis.
Data NHC pada Selasa (8/11) di China terdapat 890 kasus positif baru dan 6.801 kasus tanpa gejala baru. Pada hari itu pula, Beijing menyumbangkan lima kasus positif baru dan 33 kasus tanpa gejala baru.
Guangdong menjadi provinsi terbanyak penyumbang kasus, yakni 12 kasus baru dan 2.330 kasus tanpa gejala baru atau terburuk dalam tiga tahun terakhir. [ANTARA]
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
AgenBRILink Mulya Motor Hadirkan Layanan Keuangan hingga ke Pelosok
-
Konsisten Dukung Asta Cita, BRI Dorong Pertumbuhan Inklusif lewat Penyaluran KUR
-
Akses Jalan Malang-Lumajang Ditutup Usai Erupsi Gunung Semeru, Ini Penjelasan Polisi
-
BRI Pimpin Sindikasi Rp5,2 Triliun untuk SSMS, Perkuat Dukungan pada Sektor Agribisnis Nasional
-
BRI Sabet Penghargaan ASRA 2025 untuk Laporan Keberlanjutan Terbaik