SuaraMalang.id - Puluhan orang terdiri dari anak-anak dan lanjut usia ( Lansia ) dievakuasi oleh Tim BPBD Banyuwangi. Ini setelah ketinggian banjir yang merendam 4 kecamatan di tengah kota terus meninggi.
Ketinggian banjir bahkan ada yang mencapai 1 meter. Ini tentu mengkhawatirkan bagi warga yang terdampak. Banjir ini terjadi setelah sungai Kali Sobo meluap dan merendam permukiman warga di sekitarnta.
Evakuasi dilakukan oleh Tim BPBD pagi hingga siang tadi, Senin (17/10/2022). Banjir cukup parah dengan ketinggian satu meter ini terjadi di Perumahan Sutri, Kelurahan Sobo, Kecamatan Banyuwangi.
Banjir tidak hanya menerjang permukiman penduduk, namun juga meluber ke jalanan. Meski tidak ada korban jiwa, insiden itu mengakibatkan satu rumah mengalami ambruk, serta aktivitas warga terganggu.
Baca Juga: 5 Wilayah di Malang Selatan Terkepung Banjir, Beberapa Titik Bahkan Longsor
Sementara di bantaran sungai Kali Sobo, genangan air sempat mencapai ketinggian satu meter lebih. Sejumlah warga harus dievakuasi untuk menghindari adanya korban jiwa.
Warga yang dievakuasi mencapai puluhan orang. Mereka dievakuasi oleh petugas BPBD Banyuwangi, relawan dan juga TNI Polri dengan menggunakan perahu karet dari BPBD Banyuwangi.
"Ada sekitar 20 orang yang dievakuasi tadi, ada anak-anak hingga lansia," jelas Babinsa Kelurahan Sobo, Serda Didi Budi, dikutip dari suaraindonesia.co.id jejaring media suara.com.
Dari puluhan orang yang dievakuasi, setidaknya dua orang lansia terpaksa dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan. Mereka dirawat karena kondisinya yang lemas akibat kedinginan.
Kalaksa BPBD Banyuwangi Ilzam Nuzuli mengatakan, banjir yang melanda sejumlah wilayah perkotaan ini diakibatkan curah hujan tinggi sejak Minggu (16/10/2022) malam.
Baca Juga: Banjir di Jatim, Sejumlah Wilayah di Blitar Semalam Juga Kebajiran
"Curah hujan yang mengguyur mulai tadi malam sampai pagi tadi, mengakibatkan beberapa wilayah di Banyuwangi terjadi banjir. Sedangkan yang lebih parah terjadi di Perumahan Sutri, sekitar Kali Sobo," bebernya.
Khusus di wilayah Perumahan Sutri, lanjutnya, diakibatkan oleh luapan sungai Kali Sobo yang tidak mampu menahan debit air karena jembatan tersumbat tumpukan sampah. Dampaknya air meluber hingga ke permukiman warga.
"Tapi alhamdulilah korban jiwa kita cek tidak ada. Hanya sekitar 200 rumah mungkin terdampak genangan banjir," cetusnya.
Ilzam menyebut, fokus penanganan kali ini terpusat di rumah-rumah warga yang berada di bantaran sungai Kali Sabo. Kemudian dilanjut penanganan di wilayah terdampak lainnya.
"Seperti wilayah Gareng, Kampung Ujung, kemudian Pakis Rowo untuk membantu membersihkan rumah dan menyuplai stok makanan," jelasnya.
Sementara salah satu rumah warga yang ambruk, kata Ilzam, tengah dikoordinasikan dengan Dinas PU CKPP Banyuwangi untuk dilakukan tindak lanjut.
"Untuk yang bersangkutan sementara tinggal di rumah saudaranya di Rusunawa. Ada 1 KK berisi 4 orang. Kita juga menyiapkan dapur umum yang di backup Dinas Sosial untuk stok makanan warga terdampak," ungkapnya.
Sementara penanganan selanjutnya adalah jembatan di Kali Sobo. Karena awalnya pintu jembatan di sana mengalami penyumbatan sampah, sehingga jebol dan air naik ke permukiman penduduk.
"Sesuai informasi PU CKPP dan Pengairan tadi, mungkin nanti ada semacam rekayasa di jembatan untuk mengantisipasi kejadian serupa. Insyaallah setelah hujan reda dan banjir surut kita lakukan penanganan langsung hari ini," ungkapnya lagi.
Sedangkan Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Guntur Priambodo menyebut, penanganan pertama pasca banjir dengan mengevakuasi sampah-sampah yang menyumbat saluran. "Termasuk pengerukan sedimen pasti kita normalisasi," tegasnya.
Menurut Guntur, banjir yang terjadi kali ini akibat luapan Sungai Kali Sobo itu merupakan banjir terbesar. Jembatan tidak mampu menahan debit air yang mencapai 1.000 meter kubik.
"Langkah kami hampir seluruh jembatan kita evaluasi, karena beban banjir hari ini dengan 1.000 meter kubik itu rasanya beban banjir yang besar," ujarnya.
"Sungainya sendiri sudah tidak mampu dengan beban banjir tersebut. Jadi masih kita hitung itu banjir 50 tahunan apa 100 tahunan," katanya menambahkan.
Berita Terkait
-
Film Horor 'Pembantaian Dukun Santet' Diangkat dari Thread Viral, Ini Ceritanya!
-
Pemerintah Bentuk Tim Mitigasi, Cegah Banjir Besar Jabodetabek dan Cianjur Terulang
-
Selain Ketupat, Ini 4 Tradisi Lebaran yang Masih Hidup di Banyuwangi
-
Dulu Calon Bintang Timnas Indonesia, Jagoan Indra Sjafri Malah Ditendang Klub Kasta Terbawah
-
Kronologi Penolakan Film Lemah Santet Banyuwangi, MD Pictures Tarik Materi Promosi
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Korban Hanyut di Pantai Balekambang Malang Akhirnya Ditemukan
-
Sosok Bule Jerman yang Selamatkan Santri Terseret Ombak Pantai Balekambang
-
Wali Kota Malang Ingin Pindahkan 4 Sekolahan Ini dari Jalan Bandung
-
Naik Kelas Berkat KUR BRI: Perjuangan Suryani Membangun Ekonomi Keluarga
-
Warga Senang, Desa Wunut Bagikan THR dan Hadirkan Program Perlindungan Sosial