Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 04 Oktober 2022 | 14:43 WIB
Plt Direktur RSSA Malang dr Kohar Santoso [Foto: Timesindonesia]

SuaraMalang.id - Saat ini pemerintah Kabupaten Malang Jawa Timur fokus menangani korban terluka Tragedi Kanjuruhan Malang yang dirawat di rumah sakit. Di RSUD Saiful Anwar Malang misalnya, saat ini ada 30 pasien yang masih dirawat.

Dari jumlah itu, sebanyak 7 korban masih berada di ruang ICU (intensive care unit). Hal ini dijelaskan Plt Direktur RSSA Malang dr Kohar Santoso. Dari total korban itu dibagi menjadi dua: ada yang di ruang ICU dan ruang High Care.

Ia melanjutkan, sebanyak 30 pasien tersebut dalam kondisi luka sedang hingga berat. Pasien berat dirawat di ruang ICU dengan perawatan pemasangan alat bantu napas, dan segala macam.

"Kenapa dirawatinapkan karena kita berikan pengobatan dan observasi. Khawatir ada kondisi perburukan dan lain sebagainya. Itu mesti ditangani lebih jauh," katanya dikutip dari TIMESIndonesia, jejaring media suara.com, Selasa (4/10/2022).

Baca Juga: PSSI Jatim Wacanakan Kursi Stadion Diberi Nomor Pasca Tragedi Kanjuruhan, Harus Sama dengan Nama Penonton

Kondisi pasien di ruang ICU kata dr Kohar dipenuhi oleh pasien yang mengalami kesadaran menurun, sesak di dada, dan beberapa patah tulang.

Sebelumnya, sebanyak 26 pasien di RSSA Malang bisa dipulangkan atau KRS (Keluar Rumah Sakit). Total pasien yang dirawat masuk lewat UGD RSSA Malang sebanyak 56 orang.

Kohar menyampaikan para korban meninggal dunia akibat berdesak-desakan dan sebagian terinjak sehingga menyebabkan trauma di kepala dan dada.

"Kemarin 21 yang meninggal itu ya. Berbagai sebab baik karena benturan kepala, kemudian dadanya menjadi sesak ya semacam itu, dan ada beberapa patah tulang," tuturnya.

Ia menyebutkan luka-luka pasien bisa kemungkinan di semua bagian karena mereka diduga kuat mengalami desak-desakan.

Baca Juga: Berkaca dari Tragedi Kanjuruhan, Suporter DIY Jateng Serukan Mataram is Love

"Jadi ada masalah cidera kepala, trauma di dada, patah di bagian tulang," ungkapnya.

Kohar enggan berkomentar lebih detail terkait indikasi gas air mata penyebab kematian ratusan korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang. "Saya gak akan mengatakan seperti itu karena kan itu mesti urusan lebih detail dan kesannya lebih jauh," katanya menambahkan.

Load More