SuaraMalang.id - Tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur usai pertandingan Liga 1 antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya tampaknya menjadi duka mendalam bagi suporter sepak bola di seluruh tanah air.
Hal ini disampaikan suporter setia Persewangi Banyuwangi, Laros Jenggirat. Sebagai sesama warga Jawa Timur, Laros Jenggirat menyampaikan duka mendalam atas 127 Aremania yang meregang nyawa usai laga derby Jatim di pekan ke 11 liga 1 tersebut.
"Kami atas nama suporter Persewangi, Laros Jenggirat sangat berduka akibat terjadi kericuhan di stadion kanjuruhan malang. Tragedi di Kanjuruhan ini merupakan duka seluruh suporter di Indonesia," kata Arif Wibowo Koordinator Laros Jenggirat, Minggu (2/10/2022).
Arif mendorong seluruh pihak, terutama kalangan pecinta sepak bola tanah air untuk mengambil hikmah dan bersama-sama introspeksi diri agar kejadian serupa tak terulang lagi, terutama dalam hirarki sepak bola Indonesia.
Baca Juga: Kontras Kutuk Keras Aksi Represif TNI Polri di Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang
"Mari kita sama-sama introspeksi diri untuk berbuat dewasa dalam menjadi suporter dan penonton sepak bola. Semoga kejadian semalam tidak terulang kembali," Ungkap Arif.
Sebagai langkah solutif untuk kebaikan persepakbolaan tanah air, Arif meminta regulasi mengenai suporter lebih diperketat, artinya jika ada sanksi, harus segera diberi sanksi, untuk menimbulkan efek jera bagi kalangan suporter lainnya.
"Kami selaku elemen suporter di Banyuwangi meminta regulasi kepada PSSI untuk suporter.agar kedepan suporter di Indonesia paham dan taat regulasi untuk menghindari terjadinya bentrok hingga mengakibatkan korban jiwa," ujar Arif.
Sebagai informasi, kerusuhan pecah di Stadion Kanjuruhan, Malang usai laga antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) kemarin. Atas insiden tersebut, 127 orang dilaporkan meninggal dunia, 36 diantaranya tewas di tempat, sisaanya meninggal saat menjalani perawatan di rumah sakit. Selain itu, 180 orang juga dilaporkan masih dalam masa perawatan di rumah sakit.
Kontributor : Achmad Hafid Nurhabibi
Baca Juga: Kang Dedi Mulyadi hingga Puan Maharani Berduka, Tidak Ada Toleransi Terhadap Kekerasan
Berita Terkait
-
Ngeri! Kerusuhan Pecah saat Pilkada di Puncak Jaya Papua: Perang Panah hingga Rumah-rumah Dibakar
-
Aksi Suporter Indonesia Kompak Bersihkan Sampah di GBK Jadi Omongan: Kebaikan Jepang Menular
-
Timnas Indonesia Kalah, Adab Erick Thohir ke Gibran Jadi Gunjingan: Harusnya ke Korban Tragedi Kanjuruhan
-
Jelang Timnas Indonesia vs Jepang, Media Asing Singgung Tragedi Kanjuruhan
-
Pelantikan Grib di Medan yang Dihadiri Hercules Diserang OTK
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Jelly Master, Game Mukbang Gratis yang Menggemaskan
-
Tak Ada Muka Jokowi, Ini Daftar Pahlawan di Uang Kertas Rupiah
-
Jelang Akhir Pekan, Harga Emas Antam Berbalik Merosot
-
Maskapai Rela Turunkan Harga Tiket Pesawat Selama Libur Nataru
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
Terkini
-
Respons Kris Dayanti Setelah Tahu Hasil Hitung Cepat Pilwali Kota Batu
-
Malang Selatan Diterjang Banjir, Puluhan Rumah Terendam
-
Hasil Hitung Cepat Pilkada 2024 di Malang Raya
-
Gumelar Beri Instruksi Penting untuk Pendukungnya: Kawal Perolehan Suara
-
Momen Bahasa Isyarat Antara CS BRI dengan Nasabah Penyandang Disabilitas Dapat Aplaus Publik