Tidur beralaskan kasur busa, dan ada lemari sebagai tempat menyimpan pakaian. Di semua ruang kamar dan lokasi para ODGJ beraktifitas tidak ada kaca. Menjaga agar para ODGJ tidak melukai dirinya sendiri.
Selain itu, bagi pasien yang masih terlalu aktif. Pada bagian kaki masih dirantai, agar tidak kabur dan berlarian. Sehingga memudahkan perawatan. Senada dengan Sarifuddin, istrinya Fatimah juga ikut membantu proses merawat para ODGJ itu.
"Dalam merawat ODGJ, intinya harus telaten. Saya membantu Abah (Sarifuddin) karena kasihan sama mereka (para ODGJ). Karena bagaimanapun mereka manusia, dan sesama manusia kan saling tolong menolong dan memberikan perhatian," ujar Perempuan yang juga akrab dipanggil Bu Nyai Fatimah ini.
Suka duka dalam merawat para ODGJ, ujarnya, mulai dari memulihkan kesadaran dan bagaimana para orang dengan gangguan jiwa itu. Mendapatkan kembali kodratnya sebagai seorang manusia normal.
"Mereka telanjang di tengah jalan, marah-marah ataupun ngomel sendiri. Ya kita telaten merawat, dan mendengarkan. Mereka sama manusia seperti kita, tapi hilang jati dirinya. Jadi kembali diingatkan siapa Tuhannya, dan apa yang seharusnya dilakukan. Sehingga yang sakit (ODGJ) itu bisa sembuh," ulasnya.
Para ODGJ itu, dalam salah satu terapi penyembuhan yang dilakukan. Adalah diajarkan untuk saling peduli.
"Jadi jika ada yang sudah sembuh, ada yang pulang kembali ke rumah dan keluarganya. Ada yang kembali normal dan berkeluarga. Ada juga yang masih di sini (tempat perawatan Yayasan Nurul Islamiya)," ujarnya.
"Untuk yang tetap di sini dan sembuh, ya membantu memasak dan merawat yang masih sakit. Jadi disadarkan untuk dapat saling tolong menolong," katanya menambahkan.
Fatimah juga menambahkan, terkait perhatian pemerintah ataupun masyarakat juga cukup baik.
Baca Juga: Geger Penemuan Pria Tak Dikenal Tewas di Pinggir Jalan Karimun
“Terkadang dari Dinsos Jember datang memberi bantuan beras atau sembako, juga ada yang bantu seperti Dispenduk soal data. Sehingga bisa dapat bantuan saat perawatan kesehatan di rumah sakit. Juga terkadang dari donatur,” ucapnya.
Terkait keluhan tetangga atau warga sekitar, karena banyaknya pasien yang dirawat. Fatimah mengatakan selama ini tidak ada keluhan apa-apa. Apalagi lingkungan di dusunnya itu semua masih bersaudara.
"Selain itu ada kejadian lucu, pasien itu ada yang pergi ke warung (toko peracangan) dekat pondok ini. Beli rokok ngutang, ya sudah saya bayar. Tapi saya bilang, besok-besok jangan dikasih rokok karena pantangan saat perawatan. Dikasih kue saja atau jajanan lain," katanya.
Berita Terkait
-
Geger Penemuan Pria Tak Dikenal Tewas di Pinggir Jalan Karimun
-
Soroti Kasus Kekerasan Fisik hingga Akibatkan Siswa Meninggal Dunia, Khofifah Dorong Pembentukan Satgas Anti Kekerasan
-
Seorang Pria Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Jalan Jawa Jember, Dini Hari Sempat Mengeluh Sakit
-
Tukang Las di Jember Ini Tersengat Listrik saat Naik Atap, Sempat Ada Ledakan Tapi Korban Selamat
-
Setelah DPRD, Petani Jember Juga Bagikan 1 Kwintal Tomat Gratis di Depan Kantor Pemkab
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
7 Sepatu Lari Murah 200 Ribuan untuk Pelajar: Olahraga Oke, buat Nongkrong Juga Kece
-
Masih Layak Beli Honda Jazz GK5 Bekas di 2025? Ini Review Lengkapnya
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
Layak Jadi Striker Utama Persija Jakarta, Begini Respon Eksel Runtukahu
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
Terkini
-
Mau Gelar Acara? Ini Perkiraan Harga Sewa Sound Horeg di Malang dan Faktor Penentunya
-
Transformasi Digital BRI: Kartu Kredit Bisa Diajukan Online, Berikan Solusi Keuangan Adaptif
-
Setelah Ikut Pelatihan BRI, Usaha UMKM Kuliner Kurma Ini Makin Melejit
-
Surat Kepala Desa Minta Warga Hindari "Sound Horeg" Dan Minta Ngungsi
-
BRI Kucurkan Dana Segar Rp83,88 Triliun untuk UMKM: Sektor Ini Jadi Prioritas!