SuaraMalang.id - Harga tomat dari petani di Jember anjlok dalam beberapa pekan terakhir ini. Kondisi itu tentu memukul mereka. Apalagi harga barang-barang sekarang naik imbas dari kenaikan harga BBM.
Karena harga tomat jeblok itu, para petani ini merugi. Hasil penjualan tidak menutup biaya operasional dan produksi. Untuk menyuarakan keluhan mereka ini, para petani yang tergabung dalam Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) itu menggelar aksi.
Para petani ini membagi-bagikan tomat secara gratis ke DPRD Jember dan Sektretariat Dewan. Aksi bagi-bagi tomat gratis itu dilakukan Ketua HKTI Jember Jumantoro dengan membawa sekeranjang tomat.
"Saya membagikan tomat gratis di DPRD agar wakil rakyat bisa menyampaikan aspirasi petani yang semakin terpuruk kepada pemerintah," katanya dikutip dari Antara, Senin (19/09/2022).
Menurutnya harga tomat di tingkat petani berkisar Rp 500 hingga Rp 1.000 per kilogram, sehingga petani merugi dengan kondisi tersebut karena harga jualnya sangat rendah dan tidak mampu menutup biaya produksi yang tidak bisa ditekan.
"Sebenarnya petani tidak berharap mendapatkan untung banyak untuk komoditas tomat, namun dengan harga jual seperti itu maka petani menjadi buntung dan sangat merugi," tuturnya.
Ia berharap pemerintah pusat, provinsi, hingga daerah memberikan solusi hingga kebijakan yang berpihak kepada petani di tengah kenaikan harga BBM dan pencabutan subsidi beberapa jenis pupuk atas anjloknya komoditas pangan itu.
"Kami berharap pemerintah peduli dengan nasib petani dan anggota dewan juga peka terhadap kondisi sektor pertanian di Jember dan bisa membela petani," katanya.
Jumantoro mengatakan biaya produksi pertanian dan tenaga kerja tentu naik di tengah kenaikan harga BBM, namun harga jual sejumlah komoditas pangan terjun bebas yang menyebabkan petani merugi.
Baca Juga: Harga Tomat Anjlok, Petani Bagikan Hasil Panen ke Warga dan DPRD Secara Gratis
"Mudah mudahan aspirasi petani didengar oleh wakil rakyat baik di pusat maupun daerah," katanya.
Sebagian petani, lanjut dia, enggan memanen tomat dan dibiarkan saja karena untuk memanen, petani harus mengeluarkan biaya untuk tenaga kerja yang memetik tomat.
"Kami berharap ada intervensi dari pemerintah untuk mendongkrak harga tomat demi membantu kesejahteraan petani. Kalau dibiarkan terus harga tomat terjun bebas, maka petani semakin terpuruk," ujarnya.
Pantauan di sejumlah pasar tradisional Jember tercatat harga tomat di pasaran Rp 3.000 hingga Rp 4.000 per kilogram, padahal sebelumnya harga tomat di kisaran Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu per kilogram.
Berita Terkait
-
Harga Tomat Anjlok, Petani Bagikan Hasil Panen ke Warga dan DPRD Secara Gratis
-
Bareng Pendekar PSHT, Bupati Jember Bersihkan Sampah di Rambipuji
-
Ajukan Pengunduran Diri Jelang Pensiun, Sekda Jember Mengaku Capek: Jangan Diarahkan ke Politik
-
Saksi Kunci Kasus Sambo, AKBP Arif Rachman Arifin Sakit Ambeien, Sidang Ipda Arsyad Ditunda
-
Kakek di Jember Tega Cabuli Cucu Kandungnya Sendiri
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
Terkini
-
Akses Jalan Malang-Lumajang Ditutup Usai Erupsi Gunung Semeru, Ini Penjelasan Polisi
-
BRI Pimpin Sindikasi Rp5,2 Triliun untuk SSMS, Perkuat Dukungan pada Sektor Agribisnis Nasional
-
BRI Sabet Penghargaan ASRA 2025 untuk Laporan Keberlanjutan Terbaik
-
BRI Hadirkan RVM di KOPLING 2025 Lewat Program Yok Kita Gas
-
Berpartisipasi dalam PRABU Expo 2025, BRI Perkuat Ekosistem Ekonomi Kerakyatan Modern