Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Selasa, 09 Agustus 2022 | 22:49 WIB
Penandatangan komitmen Pemkab Jember dan Banyuwangi jaga kondusifitas wilayah pasca penyerangan Desa Mulyorejo. [FOTO: Imam Hamdani/TIMES Indonesia]

SuaraMalang.id - Warga dari dua desa perbatasan Jember dengan Banyuwangi, yakni Mulyorejo dan Banyuanyar sepakat menjaga kondusifitas. Pertemuan itu difasilitasi pemerintah kabupaten kedua wilayah setempat.

Seperti diberitakan sebelumnya, terjadi penyerangan dan pembakaran di permukiman warga Desa Mulyorejo, Jember. Pelaku aksi anarkis itu diketahui merupakan warga asal Banyuwangi. Polisi mengamankan belasan orang dan sembilan orang diantaranya ditetapkan tersangka.

Sementara, pertemuan yan berlangsung di Cafe Gumitir, Jember, Selasa (9/8/2022) tersebut dihadiri Sekertaris Daerah Pemkab Banyuwangi, Mujiono dan Bupati Jember Hendy Siswanto. Hasilnya, telah disepakati bersama untuk mengatasi konflik horizontal yang melibatkan kedua warga tersebut.

Sekda Mujiono menyampaikan, sebetulnya kedua warga Desa Banyuanyar dan Desa Sidomulyo tidak ada masalah maupun konflik, Tetapi ada potensi permasalah yang muncul di eksternal yang memanfaatkan kondisi dan situasi di wilayah yang berpotensi ekonomi.

Baca Juga: Usai Aksi Pembakaran, Polisi Patroli untuk Pastikan Situasi Kondusif di Mulyorejo Jember

"Melihat dialog kedua masyarakat tadi, sebenarnya antara kedua desa tersebut tidak ada masalah. Tetapi di sini ada potensi permasalahan dari eksternal, bukan internal di petani kopinya. Namun dari eksternal yang memanfaatkan situasi dan kondisi di wilayah tersebut, karena di situ terdapat potensi ekonomi, sehingga berdampak pada kedua desa tersebut," terangnya mengutip dari Timesindonesia.co.id jejaring Suara.com, Selasa.

Mujiono menyebut dalam menangani kejadian yang berpotensi konflik sosial, maka segera lapor kepada tim terpadu yang di dalamnya ada Forkompinda dan pihak terkait lainnya.

"Masyarakat bisa lapor kepada tim terpadu. Yang terdekat bisa lapor ke pihak desa, atau kecamatan terlebih dahulu, nanti kami akan proses secara cepat," katanya.

Selain itu, pihaknya merasa senang dengan adanya pertemuan kedua belah pihak, yang menghasilkan kesepakatan peritiwa itu tidak terulang kembali.

"Kami senang dengan adanya pertemuan kedua belah pihak, dan sepakat jika peristiwa yang dialami oleh warga di Desa Mulyorejo tidak terulang kembali, dan semua juga sepakat untuk mengesampingkan ego sektoral, dan memiliki visi dan misi yang sama guna menyelesaikan konflik itu," tutup Mujiono.

Baca Juga: Akar Masalah Konflik Sosial Warga di Mulyorejo Jember Dipicu Pemalakan Petani Kopi

Sementara, Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan, pertemuan itu digelar dengan tujuan mencari kesepahaman bersama terkait konflik antara warga dari Desa Banyuanyar dan Desa Mulyorejo. 

"Alhamdulillah, hasil dari pertemuan itu disepakati bahwa semua pihak siap menjaga situasi kedua wilayah tetap kondusif," ujarnya.

Diketahui, pertemuan itu juga dilakukan penandatanganan kesepakatan warga Desa Banyuanyar dan Desa Mulyorejo, guna menjaga kondusifitas wilayah dengan cepat merespon potensi permasalahan yang terjadi di masyarakat.

Sehingga kedua pihak secara bersama-sama memperkuat ketahanan wilayah dan sinergi para pemangku kepentingan, dan mempercayakan penyelesaian permasalahan hukum yang terjadi sepenuhnya kepada pihak berwajib.

Perlu diketahui, sebelumnya sekelompok orang dari Desa Banyuanyar membakar beberapa rumah warga di Desa Mulyorejo hingga menyebabkan rumah rusak dan belasan kendaraan terbakar, serta uang puluhan juta dikabarkan hilang. Aksi serangan massa itu dipicu aksi premanisme yang dilakukan oleh oknum salah satu kelompok warga yang bermukim di Desa Mulyorejo selama bertahun-tahun.

"Untuk memberikan rasa aman warga, sudah kami tempatkan sejumlah personel di titik-titik rawan, kami juga membentuk Tim Khusus yang akan menyelidiki akar dari permasalahan yang berujung pada aksi pembakaran rumah dan kendaraan," ujar AKBP Hery Purnomo, Kapolres Jember.

Pihak kepolisian akan menindak tegas, masih Hery, perbuatan aksi premanisme yang selama ini menjadi ketakutan para petani kopi.

"Terkait aksi premanisme yang di lakukan sebagian kelompok itu, kami sedang melakukan pemburan terhadap mereka," tegasnya.

Selain itu, Hery mengimbau kepada masyarakat untuk tidak tergiur dan percaya jika ada pihak yang memberikan janji bisa menyelesaikan batas lahan kebun kopinya dan tidak mudah terprovokasi yang justru merugikan dirinya sendiri.

Load More