SuaraMalang.id - Sebanyak 100 pengungsi asal Afghanistan berdemonstrasi di kantor perwakilan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) di Kepulauan Riau, Selasa (19/07/2022).
Mereka menuntut agar diterima di sejumlah negara peneken kesepakan Genewa Tahun 1951 tentang nasib pengungsi. UNHCR merupakan Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi.
Negara yang diminta para pengungsi ini adalah Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Sesuai kesepakatan Genewa, negara-negara tersebut harus menerima pengungsi.
Juru bicara pengungsi asal Afghanistan Yahya berharap empat negara itu mau menerima mereka.
"Kami berharap bisa tinggal di Australia, Amerika Serikat, Kanada atau Selandia Barau. Harapan itu ada jika UNHCR mengurusnya," kata Yahya.
Ia menegaskan demonstrasi bukan pilihan terbaik bagi para pengungsi. Namun aksi demonstrasi ini perlu dilakukan agar mendapat perhatian pemerintah dari negara yang dituju.
Demonstrasi yang ke-10 dalam 10 bulan terakhir itu belum membuahkan hasil sama seperti beberapa pertemuan dengan pihak UNHCR belum lama ini.
"Kami sudah melakukan upaya negosiasi, namun gagal. Demonstrasi ini pilihan terakhir sebagai usaha kami agar segera tinggal di negara yang kami tuju," ucapnya.
Yahya mengungkapkan demonstrasi tidak hanya menguras energi, melainkan menelan biaya yang cukup besar. Sebagian imigran terpaksa tidak sarapan pagi sehingga uang yang biasa digunakan untuk memberi makanan pada pagi hari dapat dipergunakan untuk menyewa angkot.
Para pendemo menggunakan angkot dari Hotel Bhadra, Kabupaten Bintan, Kepri, tempat pengungsian menuju Kantor Perwakilan UNHCR Tanjungpinang.
"Satu kali aksi kami harus mengeluarkan biaya Rp 4 juta. Uang itu sumbangan dari teman-teman," katanya.
Para pengungsi sebelumnya sudah melakukan aksi unjuk rasa di Kantor DPRD Kepri, Kantor Pemprov Kepri, dan DPRD Tanjungpinang.
Aksi kali ini dikawal oleh aparat kepolisian. Namun tidak ada satu pun perwakilan UNHCR yang menemui para pendemo.
"Kami ingin pemerintah daerah membantu kami, mendorong UNHCR agar segera membawa kami ke Australia, Amerika Serikat, Kanada, atau Selandia Baru," katanya. ANTARA
Tag
Berita Terkait
-
Wawancara Ahmad Massoud Pemimpin anti-Taliban: Mereka Membiarkan Kami Melawan Terorisme Global Sendirian
-
Ahmad Massoud, Putra Komandan Mujahiddin Anti Taliban
-
Perjuangan Jalal Noory: Pengungsi Asal Afghanistan dan Pemimpin Tentara Ukraina
-
Selain Sri Lanka, 7 Negara Ini Juga Terancam Bangkrut Akibat Inflasi 'Gila-gilaan'
-
Sudah Semalam Imigran di Tanjungpinang Menginap di Depan Kantor UNHCR Menuntut Perbaikan Fasilitas Kesehatan ke IOM
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
2 Ibu-ibu di Malang Tertimpa Pohon Beringin Tumbang Saat Cuci Baju, Seorang Tewas
-
Banjir Malang Dipicu Endapan Sampah hingga Bozem Meluap, Ini Penjelasan Wali Kota
-
Bea Cukai Malang Musnahkan 3,2 Juta Rokok Ilegal, Kerugian Capai Rp 2,39 Miliar
-
Operasi Zebra Semeru 2025 di Malang Catat 103 Ribu Pelanggaran, ETLE Makin Diperketat!
-
Lonjakan Kasus HIV di Kota Malang, Ini Cara Dinkes Percepat Penanganan!