Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Selasa, 05 Juli 2022 | 08:00 WIB
Arsip - Anggota biro orang hilang Pemerintah Perjanjian Nasional (GNA) menggali kuburan massal di kota Tarhouna, Libya, 27 Oktober 2020. (ANTARA/Reuters/Ayman Al- sahili/as)

Milisi tersebut tidak lagi berkuasa di Tarhouna. Sebagian besar pemimpin Kaniyat yang masih bertahan diyakini telah melarikan diri ke wilayah timur Libya yang berada di bawah kendali Haftar.

Dalam kesimpulannya, FFM mendesak pemerintah Libya untuk terus mencari kuburan-kuburan itu. Mereka juga meminta mereka membentuk pengadilan khusus untuk mengadili kejahatan internasional.

Namun, laporan itu juga menyebutkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam berkoordinasi di masa lalu.

Beberapa diplomat dan sumber-sumber di PBB mengatakan bahwa Libya dulu menyatakan keberatan untuk melanjutkan misi pencarian yang akan berakhir bulan ini.

Baca Juga: Ingin Gulingkan Pemerintahan Transisi, PM Bayangan Libya Diusir dari Tripoli

Sebuah resolusi untuk melanjutkan investigasi hingga sembilan bulan berikutnya sedang dibahas oleh Dewan HAM PBB dan keputusannya diharapkan keluar pekan ini. (Antara)

Load More