SuaraMalang.id - Kasus kekerasan seksual kembali terjadi di Jember. Seorang gadis difabel intelektual diduga menjadi korban kekerasan seksual oleh ayah tirinya.
"Tadi baru saja mendampingi untuk pemeriksaan kembali sebagai saksi korban. Sebelumnya juga sudah menjalani visum di RSD dr Soebandi untuk melengkapi bukti," ujar Kusbandono, aktivis difabel yang menjadi pendamping korban, pada Rabu (15/06/2022).
Ironisnya, pengungkapan kasus ini sempat dihalang-halangi oleh keluarga korban sendiri. Kasus bermula dari korban yang bercerita ke beberapa orang tetangganya, bahwa ia telah mengalami kekerasan seksual dari ayah tirinya. Namun, para tetangga yang berasal dari kalangan ibu rumah tangga, tidak berani bertindak apa-apa karena keluarganya menutupi peristiwa tersebut.
"Lalu istri saya yang mendengar informasi tersebut langsung melapor ke saya. Ini tragedi kemanusiaan yang luar biasa memilukan. Karena sekalipun korban berusia 23 tahun tapi dalam kondisi disabilitas intelektual (difabel grahita) yang tidak berdaya, " papar pria yang juga mantan Dewan Pembina Persatuan Penyandang Cacat (Perpenca) Jember ini.
Baca Juga: Porprov Jatim 2022, Lumajang Dinilai Lebih Siap Ketimbang Jember
Setelah berkomunikasi dengan perangkat RT, Kusbandono lantas melaporkan kasus ini ke Polres Jember. Proses pemeriksaan awal dilakukan secara sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan orang tua korban.
"Selama mendampingi korban untuk menjalani proses pemeriksaan, kami menyediakan oleh-oleh berupa uang tunai atau sembako, agar orang tuanya tidak curiga bahwa korban baru saja menjalani pemeriksaan di polisi," papar Kusbandono.
Dalam pengakuannya, korban mengaku sudah dua kali dipaksa melayani nafsu bejat ayah tirinya, disertai dengan ancaman. Selama beberapa kali menjalani pemeriksaan, korban yang merupakan difabel grahita juga didampingi oleh psikolog, guru Sekolah Luar Biasa (SLB) dan LBH Jentera Perempuan.
Proses pemeriksaan sempat terkendala faktor psikologi korban dan menjaga mental korban serta saksi.
Berkaca dari kasus ini yang sempat dibiarkan oleh tetangga, Kusbandono berharap masyarakat bisa lebih bersuara jike mengetahui indikasi kekerasan seksual yamg terjadi di sekitarnya.
Baca Juga: Peristiwa Tragis di Jember, Bapak Saksikan Anaknya Tewas Tersambar Petir
"Terlebih jika korban merupakan difabel," tutur Kusbandono.
Berita Terkait
-
Darurat Kekerasan Seksual Anak: Saat Ayah dan Kakek Jadi Predator, Negara Malah Pangkas Anggaran
-
Mengenal Nganten Keris: Upacara Pernikahan Agus Difabel yang Diwakili Keris
-
Dari Jember ke Korea: Bagaimana Megawati Hangestri Ukir Sejarah di Liga Voli Korea
-
Kepingan Mosaik Keadilan Reproduksi bagi Perempuan Korban Kekerasan Seksual
-
Menata Ulang Kebijakan Aborsi Aman Bagi Korban Kekerasan Seksual
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
Terkini
-
Dinilai Sangat Strategis, Pembangunan Tol Malang - Kepanjen Butuh Dana Rp 7,5 Triliun
-
Sekolah Rakyat akan Dibuka di Malang, Ini Kategori Siswanya
-
Pencurian di Malang, CCTV Bongkar Aksi 2 Maling
-
Skandal Rupadaksa Guncang UIN Malang, Rektorat Turun Tangan: Terancam Sanksi Berat
-
Misteri Tumpukan Sampah di Singosari Malang, Tutupi Jalan Desa