Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Rabu, 15 Juni 2022 | 17:02 WIB
Seorang prajurit Ukraina berjaga di dekat gudang yang terbakar akibat dihantam rudal Rusia di pinggiran kota Kyiv, Ukraina, kamis (24/3/2022). [FADEL SENNA / AFP]

SuaraMalang.id - Pasukan Ukraina dianggap melakukan perlawanan yang sia-sia. Rusia mengimbau agar Ukraina menyerah dan meletakkan senjata.

"Rusia mendesak pasukan Ukraina yang masih bertahan di pabrik kimia di Sievierodonetsk untuk meletakkan senjata mulai Rabu pagi," demikian kantor berita Interfax melaporkan, seperti diberitakan Antara, Rabu (15/6/2022).

Kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia Mikhail Mizintsev meminta para pejuang Ukraina menghentikan perlawanan yang sia-sia.

"Para petempur harus menghentikan perlawanan mereka yang sia-sia dan meletakkan senjata mulai pukul 08.00 waktu Moskow (12.00 WIB)," kata Mikhail Mizintsev. 

Baca Juga: Paus Fransiskus Kecam Kebengisan Rusia, Puji Keberanian Ukraina

"Warga sipil akan diizinkan keluar melalui koridor kemanusiaan," kata Mizintsev menambahkan.

Ukraina mengatakan lebih dari 500 warga sipil terjebak di dalam pabrik Azot itu, ketika tentara mereka berusaha menahan serangan.

Pengeboman dan serangan Rusia selama berminggu-minggu telah menghancurkan banyak kawasan di Sievierodonetsk. Serangan di pabrik Azot serupa dengan kejadian sebelumnya di pabrik Azovstal di kota pelabuhan Mariupol bulan lalu.

Ratusan petempur dan warga sipil berlindung dari serangan Rusia di pabrik baja itu. Mereka kemudian menyerah pada pertengahan Mei dan menjadi tawanan Rusia.

Serangan di Azot begitu intens sehingga "orang-orang tak bisa lagi bertahan di tempat perlindungan" dan kondisi psikologis mereka memburuk, kata Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai.

Baca Juga: Paus Fransiskus Kembali Kecam Rusia, Sebut Tindakannya di Ukraina Brutal

Luhansk dan Donetsk adalah dua provinsi di bagian timur yang dikenal dengan sebutan wilayah Donbas. Wilayah itu berusaha direbut oleh Moskow dengan dalih membela kelompok separatis pro-Rusia di sana.

Sievierodonetsk, kota berpenduduk 100 ribu lebih sebelum perang, kini menjadi pusat dari pertempuran yang disebut oleh Moskow sebagai "the battle of Donbas".
Kiev sebelumnya mengatakan 100-200 tentaranya tewas setiap hari dan ratusan orang lainnya terluka.

Ukraina masih berusaha mengevakuasi warga sipil dari Sievierodonetsk setelah pasukan Rusia menghancurkan jembatan terakhir yang masih berdiri. Jembatan tersebut menghubungkan kota itu dengan kota kembarannya, Lysychansk.

Pasukan Rusia telah membombardir Lysychansk, yang letaknya lebih tinggi di tepi barat sungai Siverskyi Donets.

Medan-medan pertempuran sudah berganti tangan beberapa kali dalam beberapa pekan terakhir, tetapi para pejabat Ukraina memberi sinyal mereka tak akan mundur.
Namun ketika semua jembatan dari Sievierodonetsk telah hancur, pasukan Ukraina terancam terkepung.

"Kita harus tetap kuat… Makin banyak kerugian di pihak musuh, makin lemah mereka untuk terus meneruskan agresinya," kata Zelenskyy dalam pidatonya, Selasa malam. (Antara)

Load More