SuaraMalang.id - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy menyatakan akan segera meluncurkan buku berjudul "Book of Executioners" (Buku Algojo). Buku itu disebut sebagai sistem untuk mengumpulkan bukti kejahatan perang selama Invasi yang dilakukan Rusia.
Kejaksaan Ukraina mengklaim telah mengumpulkan data lebih dari 12.000 dugaan kejahatan perang. Melibatkan lebih dari 600 tersangka, sejak Rusia menyerang Ukraina 24 Februari 2022.
"Minggu depan, sebuah publikasi khusus akan diluncurkan, 'The Book of Executioners', sebuah sistem informasi untuk mengumpulkan konfirmasi data tentang penjahat perang, penjahat dari tentara Rusia," kata Zelenskiy mengutip dari Timesindonesia.co.id, Rabu (8/6/2022).
Volodymyr Zelensky mengatakan, Ukraina akan segera meluncurkan sistem pengumpulan data untuk merekam bukti kejahatan perang yang dilakukan atau diperintahkan oleh pasukan Rusia di Ukraina.
Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Belum Pasti Datang ke Bali Saat KTT G20
Dijelaskannya, buku tersebut menjadi elemen kunci dalam janjinya yang sudah berlangsung lama untuk mengadili prajurit Rusia yang telah melakukan apa yang oleh otoritas Ukraina digambarkan sebagai pembunuhan, pemerkosaan, dan penjarahan.
"Ini adalah fakta konkret tentang individu nyata yang bersalah atas kejahatan kejam yang nyata terhadap Ukraina," kata Zelensky.
Dia mencontohkan yang terjadi di desa Bucha di pinggiran kota Kyiv, di mana penyelidik menemukan apa yang mereka katakan sebagai bukti eksekusi massal.
Rusia mengatakan telah berusaha keras untuk menghindari penargetan warga sipil dalam “operasi militer khusus” di Ukraina itu. Meskipun faktanya, mereka tetap melakukan penghancuran rumah dan tempat tinggal warga sipil dan itu membunuh penghuninya.
Para pejabat Rusia juga menolak foto-foto peristiwa di Bucha sebagai “rekayasa” yang dibuat oleh pihak berwenang Ukraina setelah pasukan Rusia meninggalkan kota itu pada akhir Maret.
Namun Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy memiliki bukti kuat kejahatan perang yang dilakukan tentara tentara Rusia sehingga ia kukuh dan akan meluncurkan "Book of Executioners (Buku Algojo)", sebuah sistem untuk mengumpulkan bukti kejahatan perang yang dilakukan selama pendudukan Rusia.
Berita Terkait
-
Tolak Dukung Perang di Ukraina, Ketua Rabi Yahudi Moskow Tinggalkan Rusia
-
Ditertawakan, 4 Fakta Edy Rahmayadi Sebut Akan Serang Ukraina 3 Tahun Lalu Jika Jadi Putin
-
Dubes Rusia Tertawakan Saran Edy Rahmayadi Soal Perang Lawan Ukraina: Putin Lebih Tahu
-
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Siap Hadiri KTT G20 Bali, Tapi Lewat Cara Ini
-
Sudah Diundang Langsung Presiden Jokowi, Kehadiran Putin di KTT G20 Bali Belum Bisa Dipastikan
Terpopuler
- 5 Rekomendasi HP Samsung Murah Rp2 Jutaan: RAM Gede, Kamera Terbaik
- Cari Mobil Bekas Harga Rp35 Jutaan? Ini Rekomendasi Terbaik, Lengkap dengan Spesifikasinya!
- Dulu Hanya Sultan yang Sanggup, Kini Jadi Mobil Bekas Murah: Ini Deretan Sedan Mewah Kelas Atas
- 8 Mobil Bekas Murah 7 Seater Rp60 Jutaan, Pajaknya Lebih Murah dari Yamaha XMAX
- 5 HP Redmi Murah RAM 8 GB, Harga Sejutaan di Mei 2025
Pilihan
-
10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
-
Puan Tolak Relokasi Warga Gaza, PCO: Pemerintah Cuma Mau Mengobati, Bukan Pindahkan Permanen
-
Wacana 11 Pemain Asing di Liga 1 Dibandingkan dengan Saudi Pro League
-
Dewi Fortuna di Sisi Timnas Indonesia: Lolos ke Piala Dunia 2026?
-
7 Rekomendasi Sunscreen Terbaik, Super Murah Pas buat Kantong Pelajar
Terkini
-
BRImo FSTVL 2024 Jadi Ajang Apresiasi pada Nasabah, Sekaligus Wujudkan Inklusi Keuangan
-
BRI Mengedepankan Prinsip Pertumbuhan yang Selektif untuk Menjaga Kualitas Kredit Berkelanjutan
-
Kecelakaan di Bromo: Jip Masuk Jurang, Wisatawan Asal Korea Selatan Jadi Korban
-
Holding Ultra Mikro BRI Dorong Inklusi Keuangan 182 Juta Nasabah Tabungan
-
Jalan Pakis-Turen Makin Lebar, Diusulkan Pindah Pengelolaan ke Provinsi