Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 12 Mei 2022 | 08:56 WIB
Penari seblang Susi Susanti di Desa Olehsari, Banyuwangi. [Suara.com/Achmad Hafid Nurhabibi]

Namun mereka bertekad mulai sebelum bulan Syawal sudah membiasakan diri tidak tidur bersama.

Beruntung, sang suami tidak keberatan, dia menerima dengan lapang dada, sang istri mengikuti arahan sesepuh untuk mematuhi pandangan ini.

"Saya memahami, karena mau bagaimana lagi ini merupakan tradisi dan budaya masyarakat sini," ujar Suami.

Dari garis keturunan, Nenek susi bernama Mbah Enah dulunya merupakan penari seblang legendaris di zamannya, kemudian Wahyuni sang kakak juga menari di tahun 2006.

Baca Juga: Ini Penampakan Kuda Mati di Tengah Tradisi Puter Kayun Banyuwangi Setelah Perjalanan 15 Kilometer

Selanjutnya, Ketua Adat Seblang Olehsari, Ansori mengatakan tari seblang Olehsari ini sebagai bentuk ungkapan syukur sekaligus difungsikan untuk mensucikan desa dan megharap keselamatan.

"Diwujudkan dengan ritual seperti ini. Ini adalah warisan dari leluhur kepada kami yang dilakukan secara turun temurun," jelasnya.

Pelaksanaannya dilakukan selama bulan Syawal. Tradisi ini sendiri berlangsung selama 7 hari berturut-turut. Kali ini acara berlangsung mulai Jumat (6/5/2022) hingga Kamis (12/5/2022). 

Sementara waktu mulai gelaran tari seblang setiap tahun tidak bisa dijadwalkan secara pasti, namun tetap berada di kisaran awal bulan Syawal, tergantung isyarat yang diberikan leluhur kepada masyarakat setempat. 

Kontributor: Achmad Hafid Nurhabibi 

Baca Juga: Kasihan! Kuda Mati Gara-gara Kelelahan Ikut Iring-iringan Puter Kayun di Bulusan Banyuwangi

Load More