Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Sabtu, 26 Februari 2022 | 10:27 WIB
Ilustrasi anak sakit. (Shutterstock)

Upaya pencegahan lainnya yakni mengatasi faktor lingkungan seperti polusi udara dalam ruangan (dengan menyediakan kompor dalam ruangan bersih yang terjangkau, misalnya) dan mendorong kebersihan yang baik di rumah yang ramai juga mengurangi jumlah anak yang jatuh sakit dengan pneumonia.

Di sisi lain, Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Nina Dwi Putri, Sp.A(K), MSc.(TropPaed) memandang pentingnya imunisasi dalam upaya mencegah pneumonia.

Dia menjelaskan, pada prinsipnya imunisasi dapat melindungi tubuh dari risiko terkena infeksi berat, dilakukan dengan cara diberikan atau diinfeksikan dengan kuman yang telah dimatikan atau dilemahkan.

Dengan diberikan imunisasi, seakan-akan tubuh mengalami infeksi dan belajar menghadapi infeksi, sehingga lebih siap bila terpapar dengan kuman yang sesungguhnya. Nina menekankan, imunisasi termasuk hak setiap anak yang dibutuhkan dalam hidupnya.

Baca Juga: Berisiko Serang Anak, Begini Cara Mencegah Pneumonia Pada Si Kecil

“Vaksinasi memiliki manfaat meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada anak-anak yang rentan tertular penyakit, mencegah anak tertular penyakit tertentu, dan meningkatkan kualitas hidup anak,” tutur Nina.

Vaksin pneumonia dapat diberikan kepada bayi, anak-anak, orang dewasa, dan lansia. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), vaksin ini memiliki tingkat efektivitas hingga 96 persen dalam hal melindungi anak-anak dari penyakit pneumonia.

Berbicara efek samping, umumnya ditemui anak menjadi rewel, kelelahan, nafsu makan menjadi menurun, ada kemerahan, bengkak, atau nyeri di daerah tempat penyuntikan, demam, menggigil dan nyeri kepala.

Namun, menurut Nina hal tersebut lebih baik dibandingkan anak tidak divaksin yang bisa menempatkan mereka mudah terpapar penyakit menular, mengalami penurunan kualitas dan harapan hidup, berisiko menularkan penyakit ke orang terdekat, terkena penyakit yang timbul beserta komplikasinya sehingga dapat meningkatkan beban finansial.

Pada masa pandemi COVID-19, vaksinasi rutin pada anak bisa tetap dilakukan sesuai dengan jadwal. Namun apabila terlambat maka dapat mengikuti program Kegiatan Imunisasi Kejar, yaitu kegiatan memberikan imunisasi kepada bayi dan balita yang belum menerima dosis vaksin sesuai usia yang ditentukan pada jadwal imunisasi nasional.

Baca Juga: Punya Kebiasaan Menghisap Vape Sejak Remaja, Paru-Paru Gadis Ini Jadi Rusak dan Sangat Lemah

Pentingnya vaksinasi terutama di masa pandemi ini, karena vaksinasi dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak yang rentan terpapar agen-agen infeksius selama pandemi COVID-19.

Vaksinasi juga mengurangi risiko kasus ko-infeksi atau infeksi bersamaan antara infeksi SARS-CoV-2 dengan infeksi patogen lain seperti bakteri, virus, jamur, dan lain-lain.

"Saat ini sudah bermunculan kasus-kasus infeksi bersamaan, dan ternyata koinfeksi pneumokokus ini sering muncul bersamaan dengan COVID-19 selain dengan virus influenza dan Mycoplasma," tutur Nina.

Agar anak tak takut atau merasa tidak nyaman saat melakukan vaksin, ada sejumlah cara yang bisa diterapkan antara lain memberikan mereka cairan manis, memberikan ASI untuk anak yang masih menyusui, hingga menenangkan anak dengan membawa mainan atau mengalihkan perhatian anak dengan hal lainnya. ANTARA

Load More