SuaraMalang.id - Pasangan suami istri, Syaiful (35) dan Sri Wahyuni (30) tewas akibat terseret ombak saat ritual di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur. Akibat petaka itu, lima anak korban berstatus yatim piatu.
Kerabat korban, Edo mengatakan, pasutri Saiful dan Sri meninggalkan empat anak kandung dan seorang anak angkat.
“Ada 5 anaknya, yang pertama usia 15 tahun dan masih kelas 2 SMP, yang kedua 12 tahun, yang ketiga 10 tahun, yang ke 4 5 tahun dan yang terakhir masih 3 tahun,” Kata Edo, seperti diberitakan Suarajatimpost.com jejaring Suara.com, Minggu (13/2/2022).
Menurut Edo, dirinya maupun tetangganya tidak mengetahui ritual yang diikuti oleh kedua saudaranya, tersebut. Namun yang diketahuinya, sudah sejak dua bulan terakhir saudaranya mengikuti pengajian di padepokan tersebut.
"Tahunya kami mengikuti pengajian, baru sekitar dua bulan, biasanya membawa anaknya yang besar, dan anak-anaknya yang lain dititipkan ke saudaranya. Cuma tadi malam semua anaknya ditinggal dalam satu rumah dan tidak ada yang dibawa atau dititipkan ke saudaranya seperti biasanya,” ungkap Edo.
Sementara itu, Bupati Jember H. Hendy Siswanto yang datang ke rumah duka usai menjenguk korban di Puskesmas Ambulu, tidak kuasa menahan haru saat melihat anak korban yang masih berusia 3 tahun tetap bermain dengan kakaknya di depan Hendy.
Di kesempatan itu, Hendy yang didampingi sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), juga memberikan bantuan bingkisan dan sejumlah uang kepada anak-anak korban dan diterima oleh perwakilan keluarga almarhum langsung.
“Ini tadi kami memberikan bantuan dan sejumlah uang untuk keperluan anak-anak korban, ada empat anaknya dan satu lagi merupakan anak angkat. Dan saya kagum meski dalam kondisi seperti ini, almarhum dan almarhumah masih peduli terhadap sesama,” ujar Hendy.
Pria berusia 59 juga memastikan, bahwa anak-anak korban yang saat ini semuanya menjadi yatim piatu, terpenuhi kebutuhannya dan tidak terlantar.
Baca Juga: Petaka Ritual di Pantai Selatan Jember, Satu Korban Tewas Ternyata Anggota Polri
“Tadi kami cek, ternyata yang bersangkutan masuk dalam PKH, dan anak-anaknya juga mendapatkan KIP, jadi data sudah ada dan selama ini sudah mendapat bantuan, ya tinggal di prioritaskan dan ditambahi saja untuk bantuannya, karena saat ini mereka menjadi tanggung jawab kita semua,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Orang Aceh Ada di Logo Kota Salem, Gubernur Aceh Kirim Surat ke Amerika Serikat
Pilihan
-
GIIAS 2025 Ramai Pengunjung, Tapi Bosnya Khawatir Ada "Rojali" dan "Rohana"
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Xiaomi dengan Chipset Gahar dan Memori Besar
-
Resmi! Dukcapil Serahkan NIK Warga RI untuk Awasi Wajib Pajak
-
5 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan Fitur USB OTG, Multifungsi Tak Harus Mahal
-
Bukalapak Merana? Tutup Bisnis E-commerce dan Kini Defisit Rp9,7 Triliun
Terkini
-
Pendekatan Psikososial, Menteri Agus Andrianto Makan Siang Bareng Warga Binaan LPP Malang
-
BRI Peduli Berkolaborasi dengan PPEJP, Bawa UMKM Naik Kelas Menuju Pasar Global
-
Rekomendasi 4 Laundry Cepat, Selesai 3 Jam di Sekitar UMM Malang
-
5 Rekomendasi Nasi Padang Enak dan Murah di Sekitar Kampus Brawijaya Malang
-
Per Juni 2025, BRI Jangkau 97.878 Penerima Manfaat Perumahan di Seluruh Indonesia