Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 25 Januari 2022 | 15:50 WIB
Warga di Tuban berbondong-bondong beli mobil. (FB Berkelana)

SuaraMalang.id - Kejayaan Desa Wadung dan Sumurgeneng Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban di Jawa Timur (Jatim) yang sempat disebut-sebut sebagai kampung miliarder kini memudar. Setelah banyak warganya mendapat ganti untung dalam rangka pembangunan kilang minyak Pertamina, kini penduduk setempat malah menjadi pengangguran karena tak memiliki pekerjaan tetap.

Padahal tak lama setelah usai pembayaran ganti untung, banyak warganya yang membeli mobil baru dan lahan, namun kondisi tersebut kini sudah tak lagi dirasakan. Banyak warga yang mengaku susah mememunhi kebutuhan hidupnya.

Seorang warga Desa Wadung Musanam mengungkapkan hal tersebut. Pria berusia 60 tahun itu, kini mengaku kesulitan mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Dia tak menyangka kini mengalami kesulitan untuk sekedar mencukupi kebutuhan keluarganya.

Musanam warga kampung miliarder yang sekarang hidupnya serba kekurangan. [Foto: BlokTuban.com/Ali Imron]

Kepada Bloktuban.com-jaringan Suara.com, Musanam mengaku hidup bahagia sebelum ada proyek pembangunan kilang minyak di rumahnya yang berdiri di atas lahan 117 meter persegi.

Baca Juga: Warga Kampung Miliarder Tuban yang Viral Beli Mobil Rombongan Sekarang Menyesal Jual Tanahnya

"Saya mau melepas tanah dan rumah untuk kilang karena dijanjikan dipekerjakan sebagai pembersih rumput di area kilang minyak. Pekerjaan itu masih mampu saya kerjakan meskipun sekarang usia sudah 60 tahun," ujarnya.

Uang Rp 500 juta yang didapatnya dari menjual lahannya kini sudah dibelikan rumah dan lahan di kampung baru yang berada di Desa Wadung.

Meski begitu, ia masih menantikan realisasi tawaran pekerjaan yang pernah dijanjikan saat akan melepas tanahnya kala itu.

Menjelang satu tahun setelahnya, nasib Musanam semakin tak menentu. Enam ekor sapi yang dimilikinya kini sisa tiga ekor karena dijual untuk bisa melanjutkan hidup, setelah tak lagi memiliki pekerjaan. Pun terkadang, ia mengandalkan pendapatan dari anak menantunya untuk sekedar makan.

Harapan anak menantunya dipekerjakan di Kilang Minyak juga sebatas mimpi. Ia memutuskan bergabung dengan paguyuban pemuda enam desa demo di Kilang GRR Tuban untuk menagih janji Pertamina dipekerjakan di penyiapan lahan tahap 4 di tahun 2022.

Baca Juga: Cerita Warga Kampung Miliarder yang Terima Uang Belasan Miliar Rupiah

"Harapan saya tinggal ini. Setiap hari saya terus diomeli istri karena menganggur. Sapi terus menerus berkurang untuk makan sehari-hari," katanya.

Nasib serupa ternyata juga dialami warga lainnya, Mugi. Senasib sepenanggungan dengan Musanam, Mugi kini juga kehilangan pekerjaan usai lahan 2,4 hektare miliknya dijualnya. Lahan yang menjadi tempatnya menggantungkan hidup itu, terjual Rp 2,5 miliar.

Padahal dari lahan seluas itu, Mugi kerap bisa memanen dari hasil panen dan mendapat untung Rp 40 juta sekali panen.

"Sekarang ada perasaan menyesal karena sudah menjual lahan. Dulu lahan saya ditanami jagung dan cabai dan setiap kali panen bisa meraup Rp 40 juta tapi sekarang saya tak punya pendapatan lagi," katanya.

Diakuinya, uang Rp 2,5 miliar tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari sementara sisanya ditabung.

Ketahanan Pangan di Desa Sumurgeneng dan Wadung Tuban. (Suara.com/Andri)

Pun tak hanya itu, ia juga mengaku awalnya tak berniat menjual lahan pertaniannya untuk pembangunan Kilang Minyak. Namun bujuk rayu petugas yang bernegosiasi untuk membebaskan lahan miliknya akhirnya membuatnya berubah pikiran hingga akhirnya melepas tanah garapannya itu.

"Petugas sering datang ke kebun. Mengiming-imingi pekerjaan untuk anak-anak tapi hanya bohong sekarang," katanya.

Aksi Pemuda Enam Desa

Sebelumnya, paguyuban pemuda enam desa di kawasan Kilang Minyak Grass Root Refinery (GRR) Tuban melakukan aksi pada Senin (24/1/2022). Seorang Pegawai Pertamina bernama Solikin yang bertugas di kilang minyak sempat tak mau menemui massa.

Lantaran itu, Kepala Desa Wadung Sasmito kemudian diikuti Kades Beji, Rawasan, Sumurgeneng, Mentoso, dan Keliuntu Kecamatan Jenu sempat tersulut emosinya.

"Kalau cara komunikasi pegawai Pertamina di Kilang Minyak buruk, saya akan laporkan ke Pak Ahok. Saya akan katakan kalau pegawai di Tuban tak becus untuk komunikasi dengan warga sekitar kilang," ujar Kades Sasmito saat aksi.

Kades Beji Arifin meminta pejabat kilang minyak lebih komunikatif terhadap pemdes soal kebutuhan tenaga kerja yang bisa dikerjakan orang lokal. [Bloktuban.com/Ali]

Setelah dijamin keamanannya dari amuk massa, Solikin mau menemui pemuda.

Saat itu, Sasmito meminta pegawai Pertamina di kilang minyak untuk memperbaiki koordinasi dengan pemerintah desa dan masyarakat. Khususnya dalam rekrutmen security untuk diprioritaskan warga lokal di enam desa.

Sementara itu, perwakilan pegawai Kilang GRR Tuban Solikin mengaku telah mencatat semua aspirasi dari pemuda enam desa dan berjanji mengomunikasikannya kepada pihak manajemen di Jakarta.

"Saat ini masih dikoordinasikan dengan pimpinan, sehingga belum bisa memberi keputusan," sambungnya.

Jawaban Pertamina

Menyikapi adanya aksi tersebut, Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) Kadek Ambara Jaya mengemukakan, pihak perusahaan berkomitmen untuk proaktif melibatkan tenaga lokal dalam proses pembangunan Kilang GRR Tuban.

Dia mengemukakan, hingga Land Clearing Tahap ketiga tahun 2021 lalu, Kilang GRR Tuban telah melibatkan lebih dari 300 pekerja, di mana 98 persen di antaranya warga lokal sekitar proyek.

Selain itu, dia mengemukakan, pelaksanaan pekerjaan land clearing tahap ke-1 hingga ke-3 sendiri telah melibatkan lebih dari 600 warga sekitar proyek. Lebih jauh lagi perekrutan tenaga kerja dilakukan dengan memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan serta ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berlaku.

“PRPP dan Pertamina Project GRR berkomitmen merekrut pekerja yang memenuhi persyaratan dan memenuhi kompetensi yang diperlukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” ungkapnya melalui keterangan resminya seperti dikutip Bloktuban.com pada Selasa (25/1/2022).

Kadek juga mengungkapkan komitmennya memberdayakan masyarakat lokal seperti tahun sebelumnya. Meski begitu, dia menegaskan, untuk kebutuhan tenaga kerja yang memerlukan kompetensi tertentu, sehingga GRR Tuban akan melakukan seleksi supaya diperoleh putra daerah sebagai calon pekerja yang sehat jasmani dan rohani, disiplin, profesional, kompeten serta berdedikasi tinggi untuk bersama-sama kami mendukung setiap fase pembangunan kilang.

"Kami juga punya harapan besar bahwa para calon tenaga kerja yang kami rekrut, dapat menjadi representasi warga lokal yang membanggakan bukan hanya kepada daerah Tuban tetapi juga bagi GRR Tuban dan PRPP serta dapat meningkatkan reputasi perusahaan di hadapan para pemangku kepentingan lainnya," katanya.

Load More