SuaraMalang.id - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengunjungi Kota Malang lantaran menerima laporan persediaan minyak goreng telah habis di toko ritel modern, Jumat (21/1/2022).
"Hari ini kebetulan ada ibu-ibu yang belanja minyak goreng menyebut di dua titik katanya sudah habis," kata dia.
Stok minyak goreng itu habis tersebut, kata Khofifah, terjadi pada jam 10.00 pagi tadi. Dia pun heran sebab ini hari ketiga paska pemerintah menetapkan harga minyak goreng Rp 14 ribu per liter untuk semua merek.
"Tanggal 19 itu kan hari pertama jadi aksi beli yang cukup masif. Kok jam 10 pagi sudah habis di hari ketiga. Kalau tanggal 19 kami bisa memaklumi stok yang sesuai dengan kebutuhan cukup besar dari masyarakat," ujar dia.
Merespon itu, Khofifah meminta Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk memonitor distribusi minyak goreng di ritel modern.
"Saya minta tolong Aprindo untuk monitor dari distribusi yang ada di ritel modern ini sehingga ketercukupan minyak goreng dan harga standar betul bisa sampai ke konsumen," tutur dia.
Gubernur Khofifah juga menyarankan pemilik ritel modern di Kota Malang untuk membatasi pembelian minyak.
"Sementara karena trennya saja mengalami peningkatan. Sehingga sementara untuk memberikan pemerataan terhadap konsumen, satu orang dua liter," tutur dia.
Dia juga menjelaskan, stok minyak di Jawa Timur kemungkinan besar bisa bertahan hingga enam bulan ke depan serta harganya juga dipastikan stabil di angka Rp 14 ribu.
Baca Juga: Hari Ketiga, Minyak Goreng Satu Harga di Pekanbaru Ludes Diserbu Warga
"Saya rasa begitu, sambil di monitor karena pada dasarnya stoknya aman sangat aman sangat aman sampai enam bulan ke depan," tutur dia.
Terpisah, salah satu penjual nasi dan gorengan di Kota Malang, Ilmiyah (39) mengapresiasi kebijakan penurunan harga minyak goreng.
"Karena kebutuhan saya ini enam liter sehari untuk goreng semuanya. Terus pas naik itu dua liter soalnya mahal hampir Rp 50 ribu," kata dia.
Untuk menyiasati kebutuhan minyak goreng itu, Ilmiyah pun harus mengurangi jumlah dagangan gorengannya.
"Iya ngurangi aja. Minyak harganya mahal tapi harga jual saya tetap. Jadi ya gorengannya berkurang begitu," tutur dia.
Dengan turunnya harga minyak ini pun dia optimis usahanya sebagai penjual nasi dan gorengan akan lancar kembali tidak lesuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Akses Jalan Malang-Lumajang Ditutup Usai Erupsi Gunung Semeru, Ini Penjelasan Polisi
-
BRI Pimpin Sindikasi Rp5,2 Triliun untuk SSMS, Perkuat Dukungan pada Sektor Agribisnis Nasional
-
BRI Sabet Penghargaan ASRA 2025 untuk Laporan Keberlanjutan Terbaik
-
BRI Hadirkan RVM di KOPLING 2025 Lewat Program Yok Kita Gas
-
Berpartisipasi dalam PRABU Expo 2025, BRI Perkuat Ekosistem Ekonomi Kerakyatan Modern