Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Jum'at, 21 Januari 2022 | 14:42 WIB
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat mengecek persediaan minyak di salah satu ritel modern di Kota Malang, Jumat (21/1/2022). [Suara.com/Bob Bimantara Leander]

SuaraMalang.id - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengunjungi Kota Malang lantaran menerima laporan persediaan minyak goreng telah habis di toko ritel modern, Jumat (21/1/2022).


"Hari ini kebetulan ada ibu-ibu yang belanja minyak goreng menyebut di dua titik katanya sudah habis," kata dia.


Stok minyak goreng itu habis tersebut, kata Khofifah, terjadi pada jam 10.00 pagi tadi. Dia pun heran sebab ini hari ketiga paska pemerintah menetapkan harga minyak goreng Rp 14 ribu per liter untuk semua merek.


"Tanggal 19 itu kan hari pertama jadi aksi beli yang cukup masif. Kok jam 10 pagi sudah habis di hari ketiga. Kalau tanggal 19 kami bisa memaklumi stok yang sesuai dengan kebutuhan cukup besar dari masyarakat," ujar dia.

Baca Juga: Hari Ketiga, Minyak Goreng Satu Harga di Pekanbaru Ludes Diserbu Warga


Merespon itu, Khofifah meminta Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk memonitor distribusi minyak goreng di ritel modern.


"Saya minta tolong Aprindo untuk monitor dari distribusi yang ada di ritel modern ini sehingga ketercukupan minyak goreng dan harga standar betul bisa sampai ke konsumen," tutur dia.


Gubernur Khofifah juga menyarankan pemilik ritel modern di Kota Malang untuk membatasi pembelian minyak.


"Sementara karena trennya saja mengalami peningkatan. Sehingga sementara untuk memberikan pemerataan terhadap konsumen, satu orang dua liter," tutur dia.


Dia juga menjelaskan, stok minyak di Jawa Timur kemungkinan besar bisa bertahan hingga enam bulan ke depan serta harganya juga dipastikan stabil di angka Rp 14 ribu.

Baca Juga: Bandingkan Dengan Malaysia, Pengusaha Warteg Minta Harga Minyak Goreng Turun


 "Saya rasa begitu, sambil di monitor karena pada dasarnya stoknya aman sangat aman sangat aman sampai enam bulan ke depan," tutur dia.

Terpisah, salah satu penjual nasi dan gorengan di Kota Malang, Ilmiyah (39) mengapresiasi kebijakan penurunan harga minyak goreng.

"Karena kebutuhan saya ini enam liter sehari untuk goreng semuanya. Terus pas naik itu dua liter soalnya mahal hampir Rp 50 ribu," kata dia.

Untuk menyiasati kebutuhan minyak goreng itu, Ilmiyah pun harus mengurangi jumlah dagangan gorengannya.


"Iya ngurangi aja. Minyak harganya mahal tapi harga jual saya tetap. Jadi ya gorengannya berkurang begitu," tutur dia.


Dengan turunnya harga minyak ini pun dia optimis usahanya sebagai penjual nasi dan gorengan akan lancar kembali tidak lesuh.


"Sama tadi juga dibelikan bu Gubernur 2 liter minyak itu alhamdulilah," ujarnya.

Kontributor : Bob Bimantara Leander

Load More