SuaraMalang.id - Sejak beberapa waktu lalu para petani di Jember menjerit akibat kelangkaan pupuk di musim tanam seperti sekarang ini.
Namun di sisi lain, ternyata stok pupuk masih berlimpah di gudang distributor. Hanya saja, stok pupuk yang berlimpah ini belum bisa didistribusikan.
Ratusan ton pupuk organik dan non organik di gudang distributor tersebut terbengkalai dan belum bisa didistribusikan sebab diduga karena salah satu variabel dari pendistribusian pupuk, yakni SK Gubernur Jawa Timur yang mengatur tentang penyaluran pupuk bersubsidi hingga saat ini masih belum direalisasikan.
Hal ini disampaikan Ketua Asosiasi Petani Pangan Indonesia (APPI) Jawa Timur Jumantoro. Ia menyangkan kondisi yang terjadi. Padahal menurutnya, SK Kementrian Pertanian (Kementan) tentang hal tersebut telah ada di akhir tahun 2021.
Baca Juga: Pembangunan Plengsengan Desa di Pamekasan Dikorupsi, Kadesnya Dibui
"Jadi saat ini kondisi pendistribusian pupuk sangat miris sekali, dimana petani banyak yang sangat membutuhkan pupuk subsidi tetapi terkendala," katanya seperti dikutip dari suaraindonesia.co.id, jejaring media suara.com, Kamis (06/01/2022).
"Kalau stoknya ada banyak, tapi masih belum ada SK dari Gubernur, saya sangat menyangkan hal ini," katanya menambahkan.
Kemudian, terkait aturan dan sistem baru berbasis digital, Jumantoro menilai cukup menyulitkan para petani dan distributor pupuk. Terlebih bagi mereka yang masih belum terlalu memahami perkembangan ilmu teknologi.
"Apalagi aturan dan sistem baru dimana dengan adanya itu, kios harus menggunakan HP yang canggih, lah kalau masih belum punya kan harus beli dulu. Iya kalau sudah paham dan mengerti, kalau belum kan repot," ujarnya.
Kendala pendistribusian pupuk tersebut dikhawatirkan membuat petani kebingungan dan mengambil jalan pintas untuk menggunakan pupuk abal-abal demi mencukupi kebutuhan pupuknya, sehingga berakibat buruk pada hasil panen.
Baca Juga: Pak Tua Dihajar, Dicekik Lalu Ditenggelamkan ke Laut Sampai Tewas di Tuban
"Jangan sampai karena ini petani jadi beli pupuk asal-asalan, karena tidak ada pupuk berkualitas yang ditemukan. Kalau seperti ini yang dirugikan adalah petani," ujarnya.
Berita Terkait
-
KPK Ungkap Alasan Belum Tahan Anwar Sadad Cs di Kasus Dana Hibah Jatim
-
Geledah Rumah La Nyalla dan Lokasi Lain di Kasus Dana Hibah Jatim, KPK Sita Sejumlah Barang Bukti
-
Dari Jember ke Korea: Bagaimana Megawati Hangestri Ukir Sejarah di Liga Voli Korea
-
Usai 'Acak-acak' Rumah La Nyalla Mattalitti, KPK Geledah Kantor KONI Jatim
-
Geledah Lokasi Lain Selain Rumah La Nyalla, KPK: Saat Ini Belum Bisa Dibuka
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
Terkini
-
Sekolah Rakyat akan Dibuka di Malang, Ini Kategori Siswanya
-
Pencurian di Malang, CCTV Bongkar Aksi 2 Maling
-
Skandal Rupadaksa Guncang UIN Malang, Rektorat Turun Tangan: Terancam Sanksi Berat
-
Misteri Tumpukan Sampah di Singosari Malang, Tutupi Jalan Desa
-
Korban Hanyut di Pantai Balekambang Malang Akhirnya Ditemukan