Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Kamis, 30 Desember 2021 | 15:05 WIB
Warga mengantre untuk melakukan tes COVID-19 di Times Square saat varian virus korona Omicron terus menyebar di Manhattan, New York, Amerika Serikat, Minggu (26/12/2021). ANTARA FOT REUTERS/Andrew Kelly/WSJ/cfo (REUTERS/ANDREW KELLY)

SuaraMalang.id - Varian Omicron, varian baru virus Covid-19 sedang menggegerkan dunia. Terbaru, sejumlah negara sedang waspada dan melakukan simulasi isolasi kota.

Pemimpin politik di sejumlah negara mempertimbangkan aturan isolasi dan pengujian COVID-19. Ini dilakukan untuk menahan penyebaran varian virus corona Omicron tanpa melumpuhkan ekonomi.

Negara Spanyol misalnya. Pada Rabu (29/12) mengurangi masa karantina dari 10 hari menjadi tujuh hari, sementara Italia berencana melonggarkan aturan isolasi bagi mereka yang melakukan kontak erat dengan penderita virus.

Awal pekan ini otoritas kesehatan Amerika Serikat merilis panduan baru yang memperpendek periode isolasi untuk orang yang terinfeksi menjadi lima hari dari 10 hari, selama mereka tidak menunjukkan gejala.

Baca Juga: Pasien Omicron di RSPI Sulianto Saroso Dipisahkan Dari Pasien Covid-19 Lain, Kenapa?

Sementara itu, Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran mengatakan kepada anggota parlemen Prancis tentang peningkatan kasus yang "memusingkan", dengan 208.000 kasus dilaporkan dalam waktu 24 jam---yang merupakan rekor nasional dan Eropa.

Inggris, Italia, Spanyol, Portugal, Yunani, Siprus, dan Malta mencatat rekor jumlah kasus baru pada Selasa (28/12), sementara jumlah rata-rata tujuh hari kasus harian baru di AS mencapai rekor 258.312 kasus, menurut hitungan Reuters pada Rabu (29/12).

Puncak sebelumnya adalah 250.141 kasus yang tercatat pada Januari lalu.

"Saya sangat prihatin bahwa Omicron, yang sangat menular dan menyebar pada saat yang sama dengan Delta, menyebabkan tsunami kasus," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam jumpa pers.

Meskipun infeksi virus corona melonjak, angka kematian dan rawat inap relatif rendah, kata Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) Rochelle Walensky pada Rabu.

Baca Juga: Apakah Gejala Omicron Berbeda dengan Delta? Begini Kata Dokter

Sementara rata-rata kasus harian tujuh hari saat ini adalah sekitar 240.400, atau naik 60 persen dibandingkan minggu sebelumnya, tingkat rawat inap untuk periode yang sama naik hanya 14 persen menjadi sekitar 9.000 per hari selama periode yang sama.

Load More