Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 04 November 2021 | 19:57 WIB
Kondisi hutan lindung di Bumiaji, Kota Batu, lereng Gunung Arjuna dinilai jadi pemicu banjir bandang. [Profauna Indonesia]

SuaraMalang.id - Banjir bandang Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (4/11/2021) diyakini akibat beralih fungsinya lahan di lereng Gunung Arjuna. Profauna menyebut sekitar 90 persen hutan lindung itu lahannya berubah.

Pendiri Profauna Indonesia, Rosek Nursahid mengatakan, selain faktor hujan, penyebab banjir bandang diduga kuat karena hutan lindung, khususnya yang berada di lereng Gunung Arjuna, banyak yang beralih menjadi pertanian sayur.

Hutan lindung yang semestinya berfungsi untuk mencegah tanah longsor dan menjaga keteraediaan air telah banyak beralih fungsi.

Ditaksirnya, 90 persen hutan lindung di lereng Gunung Arjuna telah beralih fungsi menjadi lahan pertanian. Kebakaran yang melanda tahun 2019 juga memperparah kondisi hutan yang rusak.

Baca Juga: Hujan Badai Hampir Merata di Jawa Timur, Kota Batu Diterjang Banjir Parah

"Hutan Lindung di Malang raya sudah pada tahap kritis, harus ada rehabilitasi atau pemulihan dengan menanam pohon bukan sayur atau malah tanaman porang", ujar Rosek, Kamis (4/11/2021).

Kekinian, lanjut dia, Profauna dan Perhutani juga sedang mengandeng petani untuk memulihkan hutan lindung tersebut dengan alih komoditi dari tanaman sayur menjadi pohon buah.

"Tanaman sayur kedepannya tidak boleh ditanam di hutan lindung, harus berupa pohon keras,", kata Rosek.

Merespon banjir Kota Batu itu, Profauna mendesak agar semua hutan lindung di wilayah Kota Batu dan Malang dipulihkan fungsinya. Jangan ada lagj pembukaan hutan lindung dan hutan lindung yang tersisa yang kondisinya masih baik itu hukumnya wajib untuk dijaga.

Baca Juga: Detik-detik Mencekam Banjir di Kota Batu

Load More