Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 13 Oktober 2021 | 15:37 WIB
KH Marzuki Mustamar. [Foto: tangkapan layar YouTube]

SuaraMalang.id - Meskipun PCNU Se-Jatim memutuskan mengusung Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), namun Ketua Umum Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Marzuki Mustamar mengatakan masih netral.

Kiai Marzuki mengatakan, secara pribadi dirinya belum bisa memutuskan dukungan ke sosok siapa yang akan diusung maju dalam sebagai Ketua Umum PBNU di Muktamar NU pada 23-25 Desember di Lampung nanti.

"Mendukung gak mendukung gak bisa di-declare sekarang secara pribadi. Kami masih menunggu pertimbangan," kata dia ditemui Rabu (13/10/2021).

Ulama kelahiran Blitar itu pun menjelaskan, untuk dukungannya ke siapa Ia meminta agar bertanya ke Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU) Jatim KH Ahmad Fahrur Rozi.

Baca Juga: Ini Pertimbangan PCNU Jatim Usung Gus Yahya Cholil Staquf di Muktamar ke-34 NU

"Kalau lebih detailnya sampean tanya ke Gus Fahrur. Saya hanya ketua hanya tahu yang umum. Rapat-rapat semuanya detailnya ke Gus Fahrur," katanya menegaskan.

Sementara itu, Fahrur mengatakan, dukungan untuk Miftachul Akhyar dan Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya sebagai calon Rais Aam - Ketua Umum PBNU itu sudah bulat.

"Dalam rapat bersama PCNU se-Jawa Timur kemarin itu sudah bulat dan juga ada Kyai Marzuki juga ditandatangani juga oleh Kyai dukungan itu. Itu sudah bulat," kata dia.

Awalnya memang ada beda pendapat saat rapat untuk menentukan suara PCNU dan PWNU Jatim di pemilihan Ketua Umum PBNU Desember mendatang.

Namun ketika Rais Syuriah, KH Anwar Mansur memilih mendukung Gus Yahya dan Miftachul Akhyar, maka suara seluruh PCNU dan PWNU Jawa Timur juga tunduk pada keputusan tersebut.

Baca Juga: PCNU se-Jawa Timur Rapatkan Barisan Usung KH Yahya Cholil Staquf Caketum PBNU

"Karena di NU ini kami mengedepankan ke senior-an. Memang ketika rapat siang ada sejumlah perbedaan pendapat. Tapi ketika rapat keputusan. Ketika Kyai Anwar sudah mengatakan A semua ya nurut taslim. Di situ juga ada Kyai Marzuki dan ada pers conference-nya," kata dia.

Gus Yahya pun dipilih untuk diusung sebagai Ketua Umum PBNU periode selanjutnya karena beberapa alasan.

Pertama adalah pengalamannya yang segudang baik di dalam ataupun luar negeri.

"Beliau juga pernah jadi Wantimpers jadi jubir Gus Dur. Dan keilmuannya sudah layak lah jadi Ketua Umum PBNU," tutur dia.

Kedua adalah perihal kesiapan. Sebelum adanya rapat tersebut, memang nama yang sudah siap dan mendeklarasikan diri sebagai Ketua Umum PBNU hanya Gus Yahya.

"Iya gus Yahya itu yang siap dan menyiapkan diri jadi Gus Yahya lah yang didukung," tutur dia.

Sementara untuk Miftach sebenarnya tidak ingin menjadi calon Rais Aam PBNU. Dijelaskan Fahrur, Miftach mebgaku belum siap dan tidak menikmati menjabat posisi tersebut, meskipun secara pengalaman dan keilmuan sudah layak menjabat posisi tersebut.

"Namun karena dipaksa oleh kyai dan karena dia orangnya enteng (mudah). Enteng maksudnya bisa pergi kemana saja ke Jakarta bisa karena kan pondoknya gak gede. Akhirnya sama kyai-kyai didesak dan mau. Sebenarnya tidak enjoy kyai Miftach itu," tutup dia.

Kontributor : Bob Bimantara Leander

Load More