Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Kamis, 07 Oktober 2021 | 12:57 WIB
ilustrasi tabung oksigen, masker oksigen. (Dok. Envato)

SuaraMalang.id - Kebutuhan tabung oksigen di Kota Malang semakin hari semakin menurun. Ini seiring dengan melandai kasus Covid-19 di daerah tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang Husnul Muarif mengatakan, saat ini memang Bed Occupancy Rate (BOR) Covid-19 di Kota Malang sangat turun drastis. Terlebih, dari 10 hari terakhir ini memang sudah nihil pasien isoman.

"BOR Covid-19 kita semua di bawah 20 persen. BOR IGD 2.41 persen, BOR ICU 11.76 persen dan BOR Isolasi 3.27 persen," katanya seperti dikutip dari timesindonesia.co.id, jejaring media suara.com, Kamis (07/10/2021).

Adapun untuk capaian vaksinasi data per 4 Oktober 2021 pada dosis pertama sudah mencapai 82.03 persen. Artinya, Herd Immunity pun saat ini telah tercapai di Kota Malang yang juga menjadi salah satu faktor landainya kasus Covid-19.

Baca Juga: Detik-detik Tabung Oksigen Jatuh di RS, Pasien Panik Lari Kocar-Kacir

Dosis kedua sudah 54.54 persen. Dosis ketiga untuk nakes dari sasaran 12 ribuan sudah 87.21 persen.

Landainya kasus Covid ini juga nampak dari sepinya antrean di Depo Pengisian Oksigen Gratis milik Bakorwil Malang. Saat ini kondisi depo tersebut sudah mulai sepi dari aktivitas warga.

Koordinator Lapangan Depo Pengisian Oksigen Bakorwil Malang, Wildan Alaudin mengatakan, permintaan oksigen pada pekan pertama bulan Oktober 2021 ini menurun signifikan dibandingkan saat awal peresmian pada Juli 2021 lalu.

Bahkan, dalam satu shift saja peminatnya saat ini hanya ada 1 orang. Hal ini pun memang dirasa sangat berbeda dengan awal Juli saat diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang dimana para peminat dari Malang Raya sampai mengantre hanya untuk mengisi oksigen.

"Kami sehari ada dua shift. Per shiftnya sekarang peminat hanya 1 orang. Dulu awal kita buka itu bisa sampai 90 lebih orang per hari. Sekarang sehari saja tak sampai 10 orang," ujarnya.

Baca Juga: Viral Pasien Sakit Tiba-tiba Bisa Lari Kencang Gara-gara Panik Tabung Oksigen Jatuh

Menurut Wildan, peminat oksigen yang datang ke Depo Bakorwil menurun karena para pasien isolasi mandiri (isoman) Covid-19 sudah sangat minim dan mulai pulih kembali.

"Bisa juga karena faktor vaksinasi yang semakin meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap Covid-19, sehingga yang membutuhkan oksigen juga semakin menurun," ungkapnya.

Wildan menyebutkan, mayoritas para peminat pengisian oksigen di Bakorwil Malang ini banyak berasal dari pasien isoman Covid-19 yang memang tak mendapatkan tempat isolasi di isoter maupun Rumah Sakit Rujukan.

"Dulu memang banyak dari masyarakat yang isoman, karena RS kan banyak yang penuh. Jadi mau tidak mau harus isoman. Terutama yang gejala sesak nafas, ya harus isi ulang disini. Tapi sekarang kam BOR Covid-19 juga sudah menurun. Mungkin karena itu juga," bebernya.

Sementara itu, Direktur RSSA Malang, dr Kohar Hari Santoso menyebutkan dari update terbaru pasien Covid-19 yang ada di RSSA Malang saat ini hanya tinggal 16 pasien di ICU dan Ruang Isolasi.

Dengan itu, otomatis dipastikan permintaan oksigen di RSSA pun juga menurun drastis sesuai pasien yang saat ini tengah ditangani.

"Pasien di ICU ada 6 dan di Ruang Isolasi itu 10. Total semua ya tinggal 5 persen lah BOR-nya. Oksigen kita ya otomatis sangat cukup. Dibandingkan beberapa bulan lalu itu pasien sampai 200an sekarang tinggal 16 itu," katanya.

Namun dengan turunnya permintaan oksigen dan landainya kasus Covid-19, Kohar tetap mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga protokol kesehatan dan tak boleh lengah dengan masih adanya Covid-19 ini.

"Tetap gak boleh lengah, takut kemasukan varian baru (Covid-19). Maka prokes ya harus tetap dilakukan dengan baik tentunya," ucapnya.

Load More