SuaraMalang.id - Keberadaan alat deteksi dini tsunami sangat dibutuhkan di wilayah rawan potensi terdampak bencana, termasuk Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Sayangnya, anggaran minim menjadi kendala untuk merealisasikan hal itu.
Kasi Pencegahan dan Kewaspadaan BPBD Kabupaten Pacitan, Diannita Agustinawati mengatakan, wilayahnya membutuhkan alat deteksi dini bencana tsunami, namun terhambat biaya.
"Kita memang membutuhkan banyak alat semacam EWS (Early Warning System), tapi belum ada anggaran, apalagi harga satuannya sekitar Rp 1 miliar," katanya mengutip dari TIMES Indonesia jaringan Suara.com, Rabu (29/9/2021).
Wilayah Pacitan, lanjut dia, memiliki bentang pesisir pantai yang luasnya sekitar 70 kilometer. Alhasil, kebutuhan jumlah alat pendeteksi terhadap ancaman bencana gelombang pasang atau tsunami juga tidak sedikit.
Baca Juga: Sirine Tsunami di Palabuhanratu Meraung-raung, BPBD Minta Wisatawan Lakukan Ini
"Belum lagi dengan luas pesisir pantai Pacitan yang sangat panjang pasti butuh biaya banyak," imbuhnya.
Lebih lanjut pihaknya akan memanfaatkan teknologi yang ada seperti alat pengeras suara di tempat ibadah di sekitar Kecamatan Pacitan untuk menyampaikan informasi tentang kewaspadaan terhadap potensi bencana.
"Untuk sementara ini kami rasa dengan memanfaatkan alat pengeras suara di tempat ibadah bisa menjadi solusi sebagai penyebar informasi kepada masyarakat saat ada tanda-tanda bencana," terangnya.
Selain itu, menurut pengakuan Diannita, alat deteksi tsunami berupa Early Warning System atau EWS di Pacitan baru ada dua yang berfungsi.
"Ya, di Pacitan baru memiliki dua alat EWS yang masih berfungsi dengan baik. Meskipun belum mendapatkan anggaran biaya, kita jangan lantas berputus-asa. Masih ada cara dalam mewaspadai potensi bencana ini misalnya dengan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan sejak dini," jelasnya mengungkapkan.
Baca Juga: Wisata Situs Tsunami Kapal PLTD Apung Kembali Dibuka Secara Normal
Terakhir, dirinya juga menilai bahwa meningkatkan kesadaran dalam membangun mindset masyarakat jauh lebih penting daripada mengandalkan alat.
"Menurut saya pribadi, kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat harus dibangun. Karena mindset itu lebih penting ketimbang mengandalkan alat yang belum tentu berfungsi dengan baik," ucapnya terkait minimnya jumlah alat deteksi dini Tsunami di Pacitan karena masih terkendala anggaran biaya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Kamera 200 MP Mulai Rp3 Jutaan, Gambar Tajam Detail Luar Biasa
-
5 HP Murah Kamera 108 MP, Harga Mulai Rp1 Jutaan Hasil Foto Tak Ada Lawan
-
Oh Nasibmu MU: Tak Pernah Kalah, Sekali Tumbang Justru di Laga Final
-
Tottenham Hotspur Juara Liga Europa, Akhiri 17 Tahun Puasa Gelar
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
Terkini
-
Ayo Cepat, Ada DANA Kaget Masih Utuh Jangan Sampai Lupa Klaim
-
Waspada Bahaya Tersembunyi di Balik Masifnya Proyek Vila di Lereng Pegunungan Kota Batu
-
Nongkrong Bareng Berujung Maut, Pria di Malang Tewas Ditikam Teman Sendiri
-
BRI Lewat BRILiaN Dorong UMKM Hargobinangun Yogyakarta Jadi Motor Ekonomi Desa
-
BRImo FSTVL 2024 Jadi Ajang Apresiasi pada Nasabah, Sekaligus Wujudkan Inklusi Keuangan