Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Selasa, 14 September 2021 | 13:39 WIB
ilustrasi wisata, Pantai Pulau Merah Banyuwangi. [TIMES Indonesia]

SuaraMalang.id - Terobosan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi ini patut dicontoh. Agar bisa berwisata, warga bakal tidak lagi dipusingkan urusan bujet (anggaran).

Ya, untuk bisa menikmati sejumlah destinasi wisata Banyuwangi, pengunjung cukup menyetorkan sampah. Lho kok?

Konon, pemerintah daerah setempat sedang merumuskan pengembangan sektor pariwisata sekaligus mengampanyekan kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Mengusung konsep wisata murah dan bersih, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi dalam waktu dekat meluncurkan sistem pembayaran tiket wisata dengan bertukar sampah non organik.

Baca Juga: Wisata Banyuwangi Sudah Dibuka, Silakan Berkunjung dan Ini Syarat Masuknya

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, M.Y Bramuda mengatakan, setiap masyarakat berhak untuk bahagia, termasuk berlibur ke lokasi-lokasi wisata yang panorama alamnya eksotik. Tentunya, yang tidak harus mahal.

 
"Masih kita matangkan dulu mekanisme dan teknisnya bersama teman-teman wisata dan Dinas Lingkungan Hidup. Gambarannya nanti semua orang bisa berwisata hanya modal sampah non organik," kata Bramuda mengutip dari TIMES Indonesia jaringan Suara.com, Selasa (14/9/2021).

Menurut Bramuda, sampah yang bisa digunakan untuk menggantikan tiket wisata ini hanyalah sampah plastik dan jenis sampah lain yang memiliki nilai tukar. Misalnya saja botol plastik dan gelas plastik. Memungkinkan pula pakai sampah kardus.

"Dalam hal ini adalah jenis sampah yang memiliki nilai ekonomi. Bukan jenis sampah yang bisa membusuk atau bisa terurai secara alami," katanya.

Setelah konsep berwisata bayar tiket pakai sampah ini sudah diterapkan, masyarakat bisa menebus tiket masuk wisata dengan bobot sampah yang telah ditentukan. Tentunya dengan nilai sampah yang setara tiket ketika dirupiahkan.

Baca Juga: Warga Ungkap Penyebab Banjir Rangkas Bitung, Minta Pemerintah Beri Solusi

Tidak hanya di tiket masuk saja, di Banyuwangi sampah juga bisa digunakan membeli kuliner khas dari masing-masing destinasi wisata. Mulai dari pecel pitik, ayam kesrut, gurame bakar, ikan bakar dan aneka kuliner menggoda lainnya.

"Tentu sangat bisa. Masuk wisata dan menikmati kulinernya semua bayar pakai sampah. Selain tiket, bisa juga ditukarkan dengan makanan dari warung UMKM di destinasi yang dituju," pungkasnya.

Wisatawan dengan leluasa dipersilahkan juga untuk memungut sampah dari tempat wisata yang dituju. Sampah yang terkumpul untuk kemudian bisa ditukarkan di food court UMKM yang tersedia.

Dengan model ini, sangat memungkinkan untuk mempercepat normalisasi perekonomian para pelaku wisata. Khususnya meningkatkan pendapatan dari penjualan aneka kuliner bagi UMKM yang ada didalamnya.

"Bebas, sampah yang dibawa atau dipungut wisatawan di tempat wisata bisa ditukarkan dengan makanan atau minuman. Kopi, permen, snack dan lainnya," ujarnya.

Dalam implementasi konsep ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten akan berkolaborasi dengan bank-bank sampah yang ada. Nantinya, akan ada katalog khusus yang mengkategorikan sampah berikut nilai ekonomisnya.

Load More