Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 01 Juli 2021 | 12:33 WIB
ilustrasi. Viral Curhatan Nakes di Kota Batu, Disuruh Kerja Meski Ada yang Terpapar Covid-19. --Sejumlah tenaga kesehatan bersiap melakukan perawatan terhadap pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraMalang.id - Viral curhatan diduga dari seorang tenaga kesehatan (nakes) di salah satu puskesmas Kota Batu, Jawa Timur. Nakes tersebut mengeluhkan kebijakan pimpinan yang mengharuskan tetap bekerja, meski banyak nakes terpapar Covid-19.

Hal tersebut diketahui dari sebuah percakapan WhatsApp yang kemudian diunggah ulang akun Instagram @ngalamlop.

“Ceritane Nakes positif covid tetap disuruh pelayanan di salah satu puskesmas di Kota Batu,” tulis caption pada unggahan tersebut dikutip SuaraMalang.id, Kamis (1/7/2021).

Pada slide berikutnya, diceritakan bagaimana kronologi nakes tersebut diinstruksikan oleh pimpinan untuk tetap bekerja.

Baca Juga: Penanganan Covid-19 di Kota Malang Dinilai Belum Maksimal

“Melaporkan berkaitan dengan kasus covid 19. Yang diketahui bersama bahwa untuk memutus mata rantai penularan, semua kontak erat akan diperiksa swab pcr. Sambil menunggu hasil swab pcr keluar mereka dianjurkan untuk isoman,” tulis unggahan tersebut menceritakan awal mula kasus.

Dia melanjutkan, pihaknya sebagai nakes di salah satu puskesmas di Kota Batu, karena ada nakes setempat dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19, maka mereka yang mempunyai kontak erat juga diperiksa swab PCR.

“Namun sangat disayangkan kami diinstruksikan oleh pimpinan agar tetap memberikan pelayanan sambil menunggu hasil swab keluar. Hasil swab pcr keluarnya pun lama (5 harian) dan satu demi satu hasil keluar dan banyak dari hasil tsb yg dinyatakan positif covid,” lanjutnya.

Dia mengaku, pihaknya pernah memberikan usul kepada pimpinan untuk meliburkan pelayanan dalam beberapa hari dan semua pegawai agar di tes swab PCR. Selanjutnya, pelayanan kembali dibuka saat hasil swab sudah keluar dan pelayanan dilakukan oleh petugas yg hasil swabnya negatif.

“Namun hal tsb tidak dihiraukan pimpinan. Akhirnya karena juga banyak nakes yg telah terkonfirmasi positif maka semua nakes yg tersisa diswab pcr lagi. Pelayanan kepada masyarakat tetap harus berjalan,” ungkapnya.

Baca Juga: DPR: Nakes di Malang Tiga Bulan Belum Digaji

Dia pun mengeluhkan sampai kapan akan seperti ini terus. Dia juga mengkhawatirkan kondisi keluarga serta pasien yang rawan tertular jika hasil swab mereka dinyatakan positif.

“Mau sampai kapan seperti ini terus. Kami nakes juga mempunyai keluarga serta pasien yang juga rawan kami tulari jika ternyata hasil swab kami nanti positif. Pemerintah kami sangat mengharapkan kebijakan Anda,” pungkasnya.

Unggahan ini pun memantik perdebatan dari warganet, terutama yang berdomisili di Kota Batu.

“Puskesmas endi min ? Aku warga kunu, juga butuh keterbukaan !!!,” tulis @avi_kh***.

“Lek tempat berobat sing dadi sumber e, masio di PPKM sampe jilid 200 yo gk bakal mari. Kepala puskesmas e keat,” tulis @ag***_23.

“Kadang bukan pemerintah, kadang ambisi pimpinan setempat sih..,” komen akun @dit***sica.

“Cluster puskesmas ceritane,” imbuh akun @be***gung.

“Aduh bagaimana ini?,” laelb***id.

kontributor: Fisca Tanjung

Load More