Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Selasa, 29 Juni 2021 | 23:11 WIB
Ilustrasi Covid-19. DPR: Nakes di Malang Tiga Bulan Belum Digaji. (Elements Envato)

SuaraMalang.id - Tenaga kesehatan (nakes) di RS Lapangan Idjen Boulevard, Kota Malang ternyata tiga bulan belum menerima insentif dan gaji.

Hal itu diungkap Anggota Komisi IX DPR RI Ali Ahmad seusai mengunjungi nakes di RS Lapangan Idjen Boulevard, Selasa (29/6/2021).

"Jadi kami melihat secara langsung. Tadi saya tanyakan langsung ke nakes. Memang benar dari Januari, Febuari, Maret sudah diselesaikan. Tapi untuk selanjutnya belum," katanya. 

Ia menjelaskan, belum dibayarnya insentif dan gaji nakes itu dipicu pergantian sumber anggaran.

Baca Juga: Klaster Hajatan di Malang Mengganas, 56 Warga Positif Covid-19 dan Seorang Meninggal

"Kalau di Januari, Febuari, Maret itu kan dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Tapi sejak April, Mei, Juni ini kan ditangani Kemenkes. Jadi dalam peralihan ini belum ada yang diterima (gaji dan intensifnya). Tapi kan harusnya cepat karena data semua nakes ini digital. Tinggal verifikasi saja," sambungnya.

Komisi IX DPR RI, lanjut dia, berkomitmen terus mengawal permasalah tersebut, hingga insentif dan gaji nakes di RS Lapangan Idjen Boulevard terbayar.

"Saya akan kawal terus apalagi ini dapil (daerah pilih) kami. Dan nakes ini sangat penting dan harus diperhatikan. Karena nakes ini garda terdepan dan taruhannya nyawa tapi malah tidak diperhatikan," tutur dia.

Ia juga telah menghubungi staf Kementrian Kesehatan untuk segera mencairkan dana insentif dan bayaran selama tiga bulan nakes di RS Lapangan Idjen Boulevard.

"Saya sudah telepon pada kementrian. Hari ini sudah diverifikasi. Jadi harapannya cepet dan akan kami kawal terus," ujarnya.

Baca Juga: Mensos Risma Polisikan Oknum Penyalahgunaan Dana PKH di Kabupaten Malang

Berapa total gaji dan insentif nakes yang belum dibayar, Ia belum bisa merinci.

"Tapi cukup banyak. Apalagi ini dokter ya. Kateringnya saja Rp 1 miliar. Tapi sudah dicicil. Belum kosnya ini penting untuk segera dibayar," kata dia.

Terungkap juga, lanjut dia, para nakes terpaksa harus meminjam uang alias utang untuk menutupi kebutuhan hidup selama tiga bulan terakhir.

"Ya mereka itu sampai pinjam-pinjam. Kan kasian. Untuk kebutuhan hidup, jadi mereka ya kasian pinjam begitu," tutur dia.

DPR mewanti-wanti pemerintah agar tak lagi terlambat membayar gaji dan insentif, sebab ada nakes bakal mengundurkan diri.

"Saya belum cek di RS lain ini kan penting di lapangan soalnya karena ini RS darurat. Jangan sampai ini tidak beroperasi lagi. Saya dengar ada yang sampai mau mundur," tutup dia.

Terpisah, Direktur RS Lapangan Idjen Boulevard, dr. Heri Sutanto mengatakan, ada sekitar 80 nakes di RS Lapangan Idjen Boulevard yang belum dibayar insentif dan gaji selama tiga bulan terakhir.

"Jadi kedatangan anggota DPR RI ini meninjau adanya ketidaksesuaian datangnya insentif yang terlambat. Ada sekitar 80 lebih nakes di sini yang belum dibayar," kata dia.

Dia pun menilai dengan tidak dibayarnya gaji dan insentif nakes pun memberatkan kehidupan nakes di RS Lapangan Idjen Boulevard.

"Jadi sangat memberatkan secara nilai ini sudah sangat banyak," ujarnya.

Heri pun kini hanya bisa berharap ke Kementrian Kesehatan agar segera mencarikan hak para nakes.

"Ini masih berproses kewenangan dari pusat. Ini terhambat karena kan awalnya anggarannya dari BTT (Belanja Tak Terduga) ke Kemenkes (Kementrian Kesehatan)," pungkasnya.

Kontributor : Bob Bimantara Leander

Load More