Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Sabtu, 01 Mei 2021 | 15:46 WIB
Tradisi pernikahan dua batang tebu di Pabrik Gula Semboro Jember [Foto: Suarajatimpost]

SuaraMalang.id - Pernikahan dua batang tebu, maksudnya apa? Tapi itulah tradisi unik di Pabrik Gula (PG) Semboro di Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, Jawa Timur. 

Tradisi unik pernikahan dua batang tebu ini biasanya dilakukan sebelum masuk ke penggilingan. Tradisi yang dijadwalkan tiap tahun ini disebut sebagai Petik Tebu Manten.

Seperti tahun ini misalnya. Tradisi pernikahan dua tebu ini tetap digelar oleh PG Semboro meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19. Jangan salah, meskipun hanya dua tebu, tapi pesta pernikahannya tak kalah dengan pernikahan manusia sungguhan.

Dua batang tebu yang dinikahkan juga dirias layaknya pengantin sungguhan. Dua batang tebu pria dan wanita tersebut diberi nama Raden Bagus Rosan dan Dyah Ayu Roro Manis.

Baca Juga: Merasa Diperas Usai Video Call Sama Wanita Bugil, Pria Jember Lapor Polisi

Kedua batang tebu itu lalu diarak mengunakan kereta loko, yang sebelum penyerahan simbolis ke kepala Instalasi PG Semboro. Demikian dikutip dari Suarajatimpost.com, jejaring media suara.com, Sabtu (01/05/2021).

General Manager (GM) PG Semboro Fajar Lazuardi mengatakan, tradisi Petik Tebu Manten ini, digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas akan dilaksanakannya penggilingan gula tahun ini. 

"Filosofi mengawinkan Raden Bagus Rosan dan Dyah Ayu Roro Manis ini sebagai simbol perkawinan antara PG dan Petani agar tetap berhubungan baik. Semoga giling tahun ini diberi kelancaran," tuturnya. 

Fajar menambahkan, proses giling telah dimulai sejak Minggu 25 April 2021 dan diharapkan selesai akhir Agustus 2021. Jumlah tebu yang akan digiling di 2021 diperkirakan sekitar 700 ribu ton.

"Proses penggilingan akan dilakukan selama kurang lebih 120 hari, dengan kapasitas giling rata-rata 6.000 ton tebu perhari," ungkapnya.

Baca Juga: 16 TKI Asal Jember Mudik Divaksin dan 2 Hari Diisolasi di Surabaya

Fajar menerangkan, tebu tersebut berasal dari tanaman tebu rakyat yang digiling di PG Semboro, yang luas lahannya mencapai total 10.500 hektare. Ia menargetkan proses giling akan menghasilkan 50.000 ton gula pasir.

"Gula yang dihasilkan akan di distribusikan untuk masyarakat, setelah proses penghitungan HPP oleh pemerintah selesai dilakukan," terangnya.

Ia pun menegaskan, di masa pandemi covid-19 ini manajemen PG Semboro dengan tegas akan menerapkan protokol kesehatan, mulai dari memakai masker menyiapkan tempat cuci tangan.

Selain itu, para pegawai semua juga telah menjalani suntik vaksin yang dilakukan di Surabaya sebelum kegiatan buka giling digelar.

"Semua yang masuk ke area PG Semboro wajib mematuhi protokol kesehatan, kami juga mewajibkan seluruh karyawan untuk mengikuti vaksinasi yang telah disediakan manajemen," katanya.

Load More