SuaraMalang.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyurvei (riset) wilayah Kabupaten Malang yang terdampak gempa magnitudo 6,1, Selasa (13/4/2021).
Survei itu untuk menganalisa penyebab banyaknya bangunan atau rumah yang roboh akibat guncangan gempa di selatan Kabupaten Malang, pada Sabtu (10/4/2021) lalu.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa dengan intensitas guncangan V MMI dinilai tidak sampai berakibat banyaknya bangunan rusak alias skala merusaknya tidak tinggi. Hal itu yang mendasari BMKG untuk menyurvei lokasi terdampak.
"Ini kan banyak yang roboh. Harusnya skala intensitas goncangan V itu tidak sampai roboh begitu menurut kami. Makannya kami lakukan survey dan analisa," katanya kepada awak media, Selasa (13/4/2021).
Baca Juga: Masyaallah! Imam Salat di Kabupaten Malang Meninggal dalam Posisi Sujud
Ia menjelaskan, survei yang akan dilakukan terutama terkait kerentanan tanah di wilayah Kabupaten Malang terhadap goncangan gempa bumi. Hasil survei itu bakal diolah menjadi peta kluster tanah rentan gempa bumi.
"Kami akan lakukan pemetaan dulu. Survei kami lakukan dengan peta microzonasi. Apakah tanah yang sebagian besar rusak itu memang tanahnya rentan dan sensitif terhadap goncangan. Dan hasilnya kami petakan kerentanan tanah" paparnya.
Peta kerentanan tanah diharapkan menjadi acuan Pemerintah Kabupaten Malang dalam penanggulangan bencana. Terutama saat akan membangun kembali bangunan atau rumah pasca gempa.
"Nanti kami serahkan petanya. Gempa ini kan tidak hanya sekali terjadi, tapi nanti juga akan ada. Harapannya saat proses pembangunan lagi rumah yang roboh maka peta yang zona merah (rentan) bisa dihindari," urainya.
Ia juga menduga, selain tanah yang rentan, rumah atau bangunan yang roboh terdampak gempa lantaran kurang kuatnya pondasi bangunan.
Baca Juga: Korban Gempa Malang Tetap Bersyukur Bisa Sahur Pertama di Tenda Pengungsian
"Kami juga survey sementara ada kemungkinan kalau rumahnya dibangun tanpa balungan atau pondasi yang kuat. Itu yang ingin kami survey," sambungnya.
Kontributor : Bob Bimantara Leander
Berita Terkait
-
Daftar 13 Daerah Indonesia Dihantui Gempa Megathrust, Kepulauan Mentawai Paling Berisiko?
-
Korban Tewas Gempa Myanmar Naik Terus, Kini Tembus 3.471 Jiwa
-
Korban Meninggal Akibat Gempa Myanmar Terus Bertambah, Ini Data Terbaru
-
Kenapa Jepang Sering Terjadi Gempa Bumi? Prediksi Mengerikan di Palung Nankai Bikin Khawatir
-
Pasca Gempa 7,7 SR di Myanmar, Menlu Langsung Kirim Bantuan
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
Terkini
-
Naik Kelas Berkat KUR BRI: Perjuangan Suryani Membangun Ekonomi Keluarga
-
Warga Senang, Desa Wunut Bagikan THR dan Hadirkan Program Perlindungan Sosial
-
Habbie, UMKM Telon Aromatik Terbaik Siap Ekspansi Pasar Global Bersama BRI
-
4 Wisata di Kawasan Cangar Ditutup Usai Longsor yang Hempaskan 2 Mobil
-
BRI Raih Penghargaan Internasional Atas Prestasi Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Bertanggung Jawab