Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Selasa, 06 April 2021 | 20:35 WIB
Dua siswa SMK dan SMP di Bondowoso bekerja sama membuka usaha jualan salad buah untuk biaya pendidikan dan membantu meringankan beban orang tua. [Foto: Moh Bahri/TIMES Indonesia]

SuaraMalang.id - Hakikin (17) dan Aji Budin (15), siswa di Kabupaten Bondowoso ini patut dicontoh kisahnya. Mereka kompak berjualan salad buah demi biaya pendidikan, lantaran tak ingin bergantung kepada orang tua yang hanya buruh tani.

Aji Budin duduk di bangku SMP kelas IX sedangkan Hakikin pelajar SMK kelas X. Keduanya bertemu dan saling kenal saat mengikuti ekstrakurikuler bela diri di luar sekolah.

Keduanya kemudian memutuskan bekerja sama membangun usaha kecil-kecilan.

"Karena dalam kegiatan kami butuh biaya saat pengesahan nanti, maka kami berdua jualan dan hasilnya kami tabung," kata Aji Budin, dikutip dari Timesindonesia.co.id jaringan Suara.com, Selasa (6/4/2021).

Baca Juga: Heboh Video Siswa SMA di Sumbar Desak Pemerintah Bebaskan Habib Rizieq

Diceritakannya, modal awal untuk usaha salad buah sejumlah Rp 300 ribu, dan itu merupakan uang hasil meminjam.

"Alhamdulillah sekarang balik modal," sambungnya.

Hakikin menambahkan, usaha jualan salad buah telah berlangsung sekitar dua minggu. Biasanya, mereka berjualan maksimal dua hari dalam seminggu.

"Sudah lima kali jualan, tidak setiap hari karena sekolah sekarang kan masuk. Kalau tidak masuk, baru jualan," ujar Hakikin.

Ia menambahkan, sekitar 50-100 cup salad buah dapat terjual dalam sehari. Harganya dipatok Rp 5 ribu per gelasnya. Selanjutnya uang hasil penjualan diputar lagi untuk modal.

Baca Juga: Hukuman Fisik Terhadap Siswa Madrasah di Asia Selatan Kian Meluas

Terhitung jika laku 50 cup salah buah, mereka mampu mengantongi Rp 250 ribu. Kemudian, Rp 100 ribu disisihkan untuk modal selanjutnya, dan sisanya Rp 150 tidak disimpan.

"Dalam pengesahan nanti setiap orang butuh Rp 1,5 juta. Karena usaha ini dilakukan tiga orang, maka kami butuh mengumpulkan Rp 4,5 juta. Tidak mungkin minta ke orang tua uang segitu," jelasnya.

Sasaran atau target pasar mereka yakni ke sejumlah instansi, terutama kantor desa, sekolah-sekolah dan kantor dinas.

"Karena cepat laku," ujarnya.

Bagi dua siswa asal Desa Gadingsari, Kecamatan Binakal, kabupaten Bondowoso itu, kegiatan bela diri yang mereka ikuti juga proses pendidikan yang sifatnya nonformal. Sebab di sana juga diajarkan bagaimana menjalani hidup.

"Insyaallah jualan (salad buah) ini tetap berlanjut, karena kami bisa memiliki pemasukan sendiri," katanya.

Load More