SuaraMalang.id - Nenek Buni selama kurang lebih 30 tahun tinggal seorang diri di dalam pasar Kelurahan Gebang, Kecamatan Gebang, Kabupaten Jember. Nenek yang kini berusia 56 tahun itu nekat tinggal seorang diri di dalam pasar, persisnya sejak suaminya meninggal sekitar 1991 silam.
Buni tinggal di salah satu kios berukuran 2,5 x 3 meter di dalam komplek pasar. Sebelumnya, selama kurun waktu lima tahun Ia tinggal dan tidur di salah satu toilet umum pasar tersebut.
"Alhamdulillah sejak suami saya meninggal, saya tinggal di dalam pasar ini," kata Nenek Buni ditemui di kios yang ditempatinya, Minggu (21/3/2021) malam.
Nenek Buni mengaku, tinggal seorang diri di dalam pasar karena tidak punya anak dan hidup hanya seorang diri.
Baca Juga: Dampak Cabai Mahal, Makanan Warung Jember Tak Pedas Lagi, Pelanggan Lari
Namun dari e-KTP yang dimiliki, Nenek Buni tercatat sebagai warga Jalan Pajajaran, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, alamat rumah suadaranya.
"Tapi saya tidak enak mau tinggal di sana, tidak enak merepotkan saudara," katanya.
Diketahui, setelah sang suami meninggal karena sakit, Nenek Buni malah mendapat balasan tidak mengenakkan dari anak-anak sang suami yang dirawatnya. Sehingga Nenek Buni memilih untuk tinggal seorang diri.
"Dulu saya menikah di Madura, tapi karena suami sudah meninggal saya milih tinggal di Jember. Biar sudah tidak apa-apa saya tinggal sendiri," katanya.
Nenek Buni juga mengaku memiliki saudara di Madura.
Baca Juga: Dikritik PDIP dan Ogah Bahas APBD 2021, Begini Respon Bupati Jember
"Ya sama dengan yang di sana (Kelurahan Kebonsari). Daripada merepotkan, biar sudah saya tinggal di sini. Alhamdulillah saya bisa hidup dan mandiri tidak merepotkan banyak orang," ungkapnya.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di Pasar, Ia buka warung kecil yang menyediakan kopi dan teh.
"Saya jualnya Rp 2500 untuk kopi dan teh itu. Kalau ada (buah) pisang per biji saya jualnya Rp 500," ucapnya.
Usaha warung kopi kecil itu cukup bagi dirinya untuk menyambung hidup. Meski tak jarang juga diutangi pelanggannya.
"Karena sering diutang sama pembeli itu. Bahkan ada pembeli yang alasan belum dapat pemasukan. Ya mau gimana lagi. Bahkan sangking (karena) lamanya utang, saat saya tagih sampai menghindar. Ya sudah dianggap belum rejeki," katanya.
Nenek Buni juga mengungkapkan, selama kurang lebih 30 tahun tinggal di pasar, banyak kisah dan cerita. Beberapa peristiwa mistis juga acap kali dialami.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 1 Detik Jay Idzes Gabung Sassuolo Langsung Bikin Rekor Gila!
- Andre Rosiade Mau Bareskrim Periksa Shin Tae-yong Buntut Tuduhan Pratama Arhan Pemain Titipan
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga dengan Sensasi Alphard: Mulai Rp50 Juta, Bikin Naik Kelas
- Penantang Kawasaki KLX dari Suzuki Versi Jalanan, Fitur Canggih Harga Melongo
Pilihan
-
Sejarah Nama Kompetisi Liga Indonesia: Dari Perserikatan Kini Super League
-
Dear Pak Prabowo: Penerimaan Loyo Utang Kian Jumbo
-
Eks Petinggi AFF Kritik Strategi Erick Thohir, Naturalisasi Jadi Bom Waktu untuk Timnas Indonesia
-
Siapa Liam Oetoehganal? Calon Penerus Thom Haye Berstatus Juara Liga Belgia
-
Heboh Nasi Kotak Piala Presiden 2025, Netizen Bandingkan Isi Menu MBG ke Jurnalis Inggris
Terkini
-
Gunung Semeru Erupsi 4 Kali Hari Ini! Warga Diminta Jauhi Area Ini
-
Waspada! Gunung Semeru Erupsi Empat Kali, Warga Diminta Jauhi Kawasan Rawan Bencana
-
BRI Catat Green Financing Rp89,9 Triliun, Bukti Komitmen pada Pembangunan Berkelanjutan
-
Layanan AgenBRILink dari BRI Kini Makin Lengkap dan Aman
-
Camilan Premium Casa Grata Sukses Tembus Pasar Dunia Lewat Pembinaan BRI