Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Rabu, 17 Maret 2021 | 13:01 WIB
Gubernur Jatim Khofifah meninjau Kelompok Sumber Tani Desa Srimulyo, Dampit, Kabupaten Malang, Selasa (16/3/2021). [Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia]

SuaraMalang.id - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepincut pisang yang ditanam petani Desa Srimulyo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Pisang super bertandan mencapai 2 meter itu dinamainya 'Pisang Mulia'.

Sebelum diberi nama, petani hanya menanam dan menjual bibit saja di pasar maupun secara online dengan sebutan bibit atau bonggol Pisang Cavendish FHIA17. 

Maka, Gubernur Khofifah berinisiatif menamai pisang itu sesuai dengan tempat asal, Desa Srimulyo.

Khofifah juga menyoroti kendala proses registrasi baik tanah maupun bibit yang dialami oleh para petani pisang yang tergabung dalam Kelompok Sumber Tani Desa Simomulyo itu.

Baca Juga: Jembatan Kedungkandang Dihiasi Grafiti Pejabat, Publik Soroti Bentuknya

Ia menginstruksikan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Malang menyelesaikan persoalan tersebut. Diharapkan pula produksi Pisang Mulia bisa menembus pasar ekspor.

"Ini dilakukan agar produk bisa ekspor. Proses inilah yang akan bisa memberikan nilai tambah agar pasar semakin luas dan harga semakin bagus," katannya, dikutip dari Timesindonesia.co.id media jejaring Suara.com, Rabu (17/3/2021).

Mantan Menteri Sosial ini juga menyerap aspirasi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Pisang Malang Raya (Pismara) yang menginginkan agar fasilitasi pengembangan area penjualan. Meski sudah 11 tahun mengembangkan budidaya Pisang Mulia tersebut, hingga saat ini penjualan pisang hanya mencakup wilayah Surabaya dan Pulau Bali.

Sekadar informasi, Pisang Mulia memiliki warna, tekstur dan rasa layaknya Pisang Cavendish dan penampilan seperti Pisang Ambon ini. Kemudian proses panen hanya dilakukan setahun satu kali pada masa tanam pertama.

Selanjutnya jika sudah berbuah kembali, panen pisang mulia dapat dilakuan setiap empat bulan sekali. Para petani pisang Dampit Malang ini juga menyampaikan, tidak ada perawatan khusus untuk membuat pisang super berbuah lebih lebat dan besar, jika dibandingkan ukuran pisang pada umumnya.

Baca Juga: Gubernur Jatim Imbau Kepala Daerah Naikan Gaji Perawat

Diketahui, warga setempat telah menanam pisang ini sejak 2007 silam dengan sistem tumpang sari karena keterbatasan lahan. Ada pula yang berinisiatif menanam di halaman rumah masing-masing. Harga satu tandan saat ini sekitar Rp 200.000 - Rp 250.000. Bahkan sebelum pandemi harganya mencapai Rp 600.000. Pisang super ini bisa bertandan mencapai 2 meter.

Load More