SuaraMalang.id - Rencana Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali yang akan dimulai 11-25 Januari 2020, membuat pemilik usaha makanan dan minuman di Kabupaten Sidoarjo pasrah dengan pembatasan yang akan diterapkan.
Sidoarjo sendiri merupakan wilayah yang harus ikut menerapkan pembatasan ini. Pemilik warung kopi hingga kafe mulai resah. Mereka mulai berpikir untuk mengantisipasi keuangan.
Seperti warung kopi milik Pian di Jalan Dr Cipto Mangunkusumo. Ia mengaku pasrah dengan peraturan pemerintah mengenai pembatasan kegiatan. Ia tidak bisa membantah aturan itu karena warkop tersebut satu-satunya usaha untuk menghidupi keluarga.
"Ya mau gimana lagi mas, pasrah aja. Mau usaha lain ya usaha apa. Satu-satunya usaha ya buka warung kopi ini. Meskipun usaha lain ya ujung-ujungnya dibatasi nanti yang datang," ujar Pian kepada SuaraJatim.id, Sabtu (9/1/2021).
Baca Juga: Tiga Hari Lagi PPKM, Sidoarjo Belum Punya Mekanisme Aturan Sendiri
Hal yang sama juga dirasakan oleh Kedai Tepi Teras (KTT) Sidoarjo. Mewakili pemiliknya, Manajer Operasional KTT, Abdur Rouf mengaku jika pembatasan yang akan diberlakukan akan sangat berdampak pada pendapatan setiap harinya.
"Aturannya seperti itu ya dihadapi saja mas," kata Abdur Rouf.
Abdur sendiri membeberkan apabila kedainya tersebut justru ramai pengunjung ketika di jam-jam malam. Sedangkan pembatasan yang diberlakukan nantinya mewajibkan pengunjung hanya 25 persen dan pukul 19.00 WIB harus tutup.
"Dampaknya pasti ke omzet, biasanya pengunjung ramai datang pas malam soalnya. Selama pandemi, kalau ndak ada jam malam yang terlalu sore nggak masalah. Kita masih oke-oke saja. Tapi kalau sudah jam malamnya jam 7-8 susah pasti merosot nanti omzetnya," ujarnya.
Abdur menyebut jika pendapatan kedainya ketika pagi-siang mencapai kisaran Rp3 jutaan. Sementara di jam malam biasanya mendapatkan Rp16 juta. Ia memperkirakan omzetnya akan turun ketika penerapan PPKM selama dua minggu tersebut.
Baca Juga: Ridwan Kamil: Tak Ada yang Baru PPKM Jawa - Bali, Sama seperti PSBB
"Ya bisa diperkirakan lah berkurangnya seperti apa bisa berkurang sampai Rp3-5 jutaan nantinya kalau ada pembatasan itu," katanya.
Berita Terkait
-
Banjir Rendam Ratusan Rumah di Sidoarjo
-
PSIM Yogyakarta Selangkah Lagi Promosi ke Liga 1 Musim Depan
-
Dukung Pertandingan Timnas U-20, Waskita Karya Selesaikan Renovasi Stadion Gelora Delta Sidoarjo Sesuai Standar FIFA
-
Hasil Timnas Indonesia U-20 vs Suriah: Garuda Muda Keok Tanpa Bisa Cetak Gol
-
Menteri KKP Ungkap Laut Sidoarjo Berstatus HGB Luasnya 437,5 Hektare, Dikuasai 2 Perusahaan Ini
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Dinilai Sangat Strategis, Pembangunan Tol Malang - Kepanjen Butuh Dana Rp 7,5 Triliun
-
Sekolah Rakyat akan Dibuka di Malang, Ini Kategori Siswanya
-
Pencurian di Malang, CCTV Bongkar Aksi 2 Maling
-
Skandal Rupadaksa Guncang UIN Malang, Rektorat Turun Tangan: Terancam Sanksi Berat
-
Misteri Tumpukan Sampah di Singosari Malang, Tutupi Jalan Desa