Secara terpisah, IAEA mentweet, misi ini akan menilai kerusakan fisik, mengevaluasi kondisi di mana staf bekerja di pabrik, dan menentukan fungsionalitas sistem keselamatan & keamanan.
Selain itu juga akan melakukan kegiatan perlindungan mendesak,, referensi untuk melacak bahan nuklir. "Tanpa berlebihan, misi ini akan menjadi yang tersulit dalam sejarah IAEA,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba.
PBB dan Ukraina telah menyerukan penarikan peralatan militer dan personel dari kompleks nuklir untuk memastikan itu bukan target. Kedua belah pihak selama berhari-hari saling tuding terhadap setiap serangan mereka.
Dengan meningkatnya kekhawatiran akan kecelakaan nuklir di negara yang masih dihantui oleh bencana Chernobyl 1986 , pihak berwenang di Zaporizhzhia membagikan tablet yodium dan mengajari penduduk cara menggunakannya jika terjadi kebocoran radiasi.
Baca Juga:Rusia Berupaya Rekrut Para Pemuda untuk Berperang dengan Iming-iming Uang
Kekhawatiran itu sangat beralasan sebab sampai kini, bahkan ketika tim IAEA PBB sudah tiba di Ukraina, serangan artileri ke kompleks PLTN Zaporizhzhia di kota Enerhoda itu terus berlangsung dan telah menghancurkan atap bangunan tepat di sebelah reaktor nuklir itu.