Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Rabu, 03 Januari 2024 | 22:31 WIB
Bangunan terdampak angin puting beliung di Kelurahan Sedayu Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu 3 Januari 2024 [Suara Indonesia/Istimewa]

SuaraMalang.id - Angin puting beliung menerjang kawasan Kecamatan Turen, Kabupaten Malang pada Rabu (3/1/2024). Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 14.30 WIB.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Sadono Irawan mengungkapkan, wilayah terdampak angin kencang di wilayah Kelurahan Sedayu.

Angin kencang disertai hujan gerimis dan petir tersebut tidak terlalu lama, sekitar 5 menit.

"Telah terjadi angin kencang di Kelurahan Sedayu sekitar pukul 14.30 - 14.35 WIB," ujar Sadono Irawan dikutip dari Suara Indonesia--media partner Suara.com. 

Baca Juga: Duhh! Pergantian Tahun Baru di Kota Malang Sisakan Ratusan Ton Sampah

Sejumlah bangunan terdampak bencana angin kencang. Beberapa kios pedagang di Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) Sedayu Turen, rumah penduduk, gudang, dan sebuah kandang ayam rusak diterjang angin kencang.

"Ada Lapak di KTN Turen, rumah warga, gudang, dan Kandang ayam milik warga yang terdampak," tandasnya.

Sadono mengungkapkan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa angin kencang tersebut.

Peringatan BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi soal fenomena iklim Indonesia yang akan terjadi sepanjang tahun 2024.

Baca Juga: Detik-detik Bus Wisata Guru SMP Asal Malang Kecelakaan di Tol Ngawi-Solo, Satu Orang Tewas

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan kalau selama 2024, gangguan iklim dari Samudera Pasifik berupa El Nino-Southern Oscillation (ENSO), atau yang dikenal El Nino, masih bertahan di Indonesia selama awal tahun 2024.

"ENSO diperkirakan akan berada pada fase El Nino lemah hingga moderat di awal tahun 2024, kemudian selanjutnya hingga akhir tahun 2024 diprediksikan berada di fase Netral," kata Dwikorita, dikutip dari siaran pers BMKG, Senin (1/1/2023).

Namun ia tak menampik kalau fenomena ini bisa berkembang menjadi La Nina, yang merupakan pemicu anomali iklim basah. Namun peluang La Nina di Indonesia kecil.

"Demikian juga dengan fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) yang merupakan penyebab gangguan iklim dari Samudra Hindia, diprediksikan akan berada pada fase Netral dari awal hingga akhir tahun 2024," lanjut dia.

Load More