Abidzar Al Ghifari Tak Wajibkan Pacar Pakai Jilbab, Apa Alasannya?

SuaraMalang.id - Di tengah kesibukannya sebagai aktor, Abidzar Al Ghifari menyempatkan diri untuk berbagi mengenai kriteria calon istri idamannya. Meski merupakan putra dari pasangan ustaz dan ustazah, Abidzar mengungkapkan bahwa ia tidak terlalu memprioritaskan soal penampilan luar, termasuk soal penggunaan hijab.

Dalam podcast yang ditayangkan di YouTube, Abidzar mengungkapkan perasaan dan pandangannya terhadap kriteria wanita yang diidamkannya.

"Aku nggak punya tipe idaman, jujur. Bahkan sempat ada orang nanya 'Yang hijaban nggak?' Aku bilang 'Nggak juga, yang nggak hijaban nggak juga'," terangnya dengan tegas.

Aktan yang dikenal luwes dan ramah ini menegaskan bahwa ia tidak ingin menghakimi seseorang dari cara berpakaian mereka. "Aku nggak pernah mau melihat orang dari apapun cara dia berpakaian, aku nggak mau nge-judge sampai situ," lanjut Abidzar.

Baca Juga: Abidzar Al Ghifari Ungkap Kriteria Wanita Idaman, Malah Tuai Perdebatan: Baik Saja Tidak Cukup

Putra mendiang Ustaz Jefri Al Buchori ini menambahkan bahwa ia bahkan tidak masalah jika kelak istrinya adalah seorang wanita yang tidak memakai hijab.

"Kalau ke depannya jodohku orang yang no-hijab aku nggak ada masalah," ucap Abidzar yang mengedepankan sisi hati dalam memilih pasangan.

Lebih jauh, Abidzar mengungkapkan bahwa yang terpenting baginya adalah kebaikan hati dan sifat bersyukur yang dimiliki seseorang.

"Aku selalu melihat dari hatinya, karena at the end of the day yang dinilai itu hatinya. Seberapa baik kita sama orang, semesta, alam, sama semua yang dikasih Tuhan, kalau hatinya baik terhadap semuanya insyaAllah," pungkasnya.

Abidzar Al Ghifari menekankan bahwa dalam mencari pasangan, kebaikan hati dan kebersyukuran menjadi kriteria utama yang ia cari, bukan penampilan luar.

Baca Juga: Abidzar Al Ghifari Ingin Cari Jodoh yang Baik Hati Meski Tak Taat Agama, Boleh Begitu Menurut Islam?

Ia ingin bersama dengan seseorang yang memiliki pandangan hidup yang sejalan dengan dirinya dalam menghargai kehidupan dan semua yang diberikan oleh Tuhan.

Kontributor : Elizabeth Yati