SuaraMalang.id - Aksi pencabulan oknum guru ngaji di Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang berinisial NA (41) terbongkar, usai salah satu korbannya bercerita ke orang tuanya.
Kasihumas Polres Malang, IPTU Ahmad Taufik mengatakan, awalnya salah satu korban meminta kepada orang tuanya untuk pindah tempat mengaji.
Setelah ditanya, korban mengaku kerap diraba-raba area sensitifnya oleh NA selepas mengaji. Bahkan, terduga pelaku juga disinyalir pernah menggesek-gesekkan kemaluannya di bagian sensitif korban.
"Mengetahui cerita itu, orang tua korban melapor ke Polres Malang, Senin (24/7/2024) lalu, dan Unit Opsnal Reserse Kriminal Polres Malang bergerak cepat mengamanankan pelaku dan melakukan pemeriksaan terhadap terduga palaku itu," ujarnya dikutip dari Suarajatimpost.com--jaringan Suara.com, Kamis (27/7/2023).
Kepada polisi, pelaku mengakui perbuatannya. NA telah melakukan perbuatannya tersebut sejak 2018 lalu.
Sampai saat ini sudah ada 5 anak perempuan berusia antara 9 hingga 17 tahun yang menjadi korban sang guru ngaji.
"Seluruh korban itu berdomisili tidak jauh dari tempat tinggal pelaku. Pelaku memperdaya korban dengan bujuk rayu harus menurut kepada guru ngaji agar mendapat pahala," katanya.
Pelaku menggunakan modus mendapat pahala untuk memperdaya korbannya. "Sementara korban tidak berani melawan karena sosoknya sebagai guru ngaji di TPQ tempatnya mengaji," ungkapnya.
NA saat ini sudah diamankan Polres Malang untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Baca Juga: Imbauan untuk Distributor LPG 3 Kg di Malang, Polisi Ancam Tindak Tegas Praktik Penimbunan
Sementara itu, untuk para korban diberikan pendampingan psikologis. Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Malang juga memfasilitasi seluruh korban untuk dilakukan visum di rumah sakit untuk kebutuhan penyidikan.
"Terhadap korban, diberikan pendampingan oleh Unit PPA Satreskrim Polres Malang, sementara kasus tersebut sudah proses, tersangka juga sudah ditahan, dan pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka, dan diancam dengan Pasal 82 Jo pasal 76 E UU No. 35 tahun 2014 atas perubahan UU No. 23 Th. 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara," tukasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Lewat MotoGP Mandalika 2025, BRI Dorong Sport Tourism Nasional dan Kebangkitan Ekonomi Daerah
-
BRI Kembangkan UMKM Kuliner Asal Padang Agar Siap Bersaing di Pasar Global
-
BRI Gelar Consumer Expo 2025 di Surabaya: Solusi Finansial Terintegrasi untuk Gaya Hidupmu!
-
Rebutan DANA Kaget, Khusus Warga Malang, Siapa Cepat Dia Dapat
-
Lewat AgenBRILink, BRI Hadirkan Layanan Inklusi Keuangan di 66 Ribu Desa