Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Selasa, 01 November 2022 | 18:27 WIB
Halloween di dunia [alevent]

Banyak juga orang Kristen di daratan Eropa, terutama di Prancis, percaya bahwa setahun sekali, saat Halloween, mayat-mayat yang menghuni kuburan di sekitar gereja bangkit untuk berpesta secara liar dan mengerikan, yang dikenal sebagai "danse macabre".

Dalam The New Cambridge Medieval History, Christopher Allmand dan Rosamond McKitterick pun menuliskan bahwa danse macabre mendesak orang Kristen untuk tidak melupakan akhir dari segala hal duniawi.

Danse macabre bahkan kadang-kadang ditampilkan dalam kontes-kontes desa dan pesta istana di Eropa. Orang-orang yang mengikuti danse macabre disebutkan berdandan seperti mayat dari berbagai lapisan sosial. Kemungkinan, inilah asal mula pesta kostum Halloween menurut sang penulis.

Asal Mula Trick or Treat

Baca Juga: Siapa Bilang di Arab Saudi Nggak Ada Pesta Halloween? Ini Buktinya

Selain pesta kostum, trick-or-treating juga merupakan tradisi yang turut memeriahkan Halloween. Biasanya, sambil memakai kostum-kostum aneh atau menyeramkan, anak-anak pergi dari rumah ke rumah untuk meminta permen atau terkadang juga uang.

Saat pemilik rumah membuka pintu, anak-anak akan berseru, "Trick or treat [Mau aku jahili atau kasih permen?".

Ide Kostum Halloween Ala Artis Indonesia(Instagram/@sarwendah29)
Ide Kostum Halloween Ala Artis Indonesia(Instagram/@sarwendah29)

Tradisi ini bermula pada abad-15 di Inggris, Wales, Flanders, Bavaria, dan Austria. Sekelompok orang miskin--biasanya anak-anak--mengetuk satu pintu ke pintu lainnya selama Allhallowtide untuk mengumpulkan kue jiwa atau "soul cake", dan sebagai gantinya, mereka akan mendoakan jiwa-jiwa yang sudah pergi, terutama jiwa dari teman atau kerabat si pemberi kue. Praktik ini disebut souling.

Kue jiwa sendiri sering dihiasi dengan tanda salib, yang menunjukkan bahwa kue itu dibuat sebagai sedekah. Saat melakukan souling, orang Kristen biasanya membawa lentera dari lobak yang diberi lubang, yang mulanya dianggap mewakili jiwa-jiwa orang mati.

Bukan itu saja, masih bersenggolan dengan tradisi memakai kostum unik, praktik trick-or-treating disebut-sebut berakar dari praktik mumming pada abad pertengahan, yang erat hubungannya dengan souling. Gereja Kristen di Jerman, Skandinavia, dan sebagian lain Eropa dikatakan memiliki banyak hari raya yang berkaitan dengan sandiwara mumi, termasuk All Hallows' Eve.

Baca Juga: Profil Lee Jihan, Idol Korea yang Tewas dalam Tragedi Halloween di Itaewon

Saat mumming, orang-orang memakai topeng dalam pakaian mewah sambil berparade di jalan-jalan dan memasuki rumah-rumah untuk menari atau bermain dadu dalam keheningan.

Load More