Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Jum'at, 28 Oktober 2022 | 18:46 WIB
Sri Mulyani, Menteri Keuangan saat memaparkan kondisi keungan negara dalam Podcast di kanal Youtube Gita Wirjawan. (YouTube/Gita Wirjawan)

SuaraMalang.id - Berdasarkan laporan yang disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022 yang harus dibelanjakan dalam dua bulan di akhir tahun ini, masih ada dana sekitar Rp1.200 triliun.

"Ini sangat besar uangnya dan kalau mungkin kami bisa eksekusi semua," ucap Sri Mulyani dalam Seminar Strategi Capai Ekonomi Kuat & Berkelanjutan di Tengah Risiko yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat.

Adapun dana tersebut berasal dari sisa belanja negara yang belum terserap selama Januari hingga September 2022. Untuk diketahui dalam periode tersebut, telah terserap dana senilai Rp1.913,9 triliun atau 61,6 persen dari target tahun ini yang sebesar Rp3.106,4 triliun.

Sri Mulyani menjelaskan, seluruh dana yang harus dibelanjakan tersebut tersebar di semua kementerian, lembaga, maupun daerah.

Baca Juga: Sri Mulyani: BBM Naik, Tapi Macet Dimana-Mana

Selain belanja negara di tahun ini, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pun sudah mengalokasikan dana untuk APBN tahun 2023, dengan asumsi yang juga telah ditetapkan, namun dunia bergerak secara luar biasa sehingga asumsi makro dalam APBN pun tidak bisa sesuai dengan yang telah direncanakan.

"Jadi selama pandemi ini kita belajar sangat banyak, APBN dibuat fleksibel dan responsif karena memang begitu banyak kejutan dan perubahan yang terjadi," tuturnya.

Ia menyampaikan, kejutan tersebut berasal dari pandemi COVID-19 yang masih ada hingga saat ini dan terus berubah, siap maupun tidak siap.

Kejutan lainnya, kata dia, juga datang dari kondisi geopolitik saat ini, terutama dari konflik Rusia dan Ukraina. Bukan itu saja, berbagai negara juga mengalami bencana akibat perubahan iklim. [ANTARA]

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Tahun 2100 Suhu Bumi Akan Panas Luar Biasa

Load More