Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Rabu, 26 Oktober 2022 | 15:55 WIB
M Afrizal (10), warga Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, korban tragedi Stadion Kanjuruhan, saat dibawa petugas untuk meninggalkan ruang perawatan Galunggung, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (26/10/2022). (FOTO ANTARA/Vicki Febrianto)

Pada Sabtu (1/10) 2022, terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan membesar hingga sejumlah flare dilemparkan bersama benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.

Akibat tembakan gas air mata, para suporter berdesakan mencoba keluar dari stadion hingga 135 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher, dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain korban meninggal, ratusan suporter lainnya dilaporkan mengalami luka ringan dan luka berat. [ANTARA]

Baca Juga: Dibolehkan Pulang Usai 24 Hari Dirawat, Afrizal Korban Tragedi Kanjuruhan Sudah 5 Kali Operasi

Load More