Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 12 Oktober 2022 | 16:58 WIB
Seorang prajurit Rusia berbicara kepada tentara cadangan di sebuah titik pertemuan dalam rangka mobilisasi sebagian pasukan, yang bertujuan untuk mendukung kampanye militer negara itu di Ukraina, di kota Volzhsky di wilayah Volgograd, Rusia, 28 September 2022. (ANTARA/REUTERS/Stringer/as)

SuaraMalang.id - Perang Ukrainda vs Rusia agaknya masih jauh dari kata damai. Hubungan kedua negara ini kembali memanas dan terlibat saling serang.

Propaganda juga mulai dilontarkan dari kedua belah pihak. Kali ini datang dari sekutu Ukraina, Inggris. Inggris mengklaim pasukan Rusia telah kelelahan di Ukraina.

Selain itu, pasukan Vladimir Putin tersebut juga diklaim telah kehabisan senjata. Kemudian warga Rusia kini juga menyadari bahwa invasi terhadap Ukraina adalah sebuah langkah yang salah perhitungan.

Hal itu diungkap Kepala Badan Intelijen siber Inggris GCHQ Jeremy Fleming, Selasa (11/10). Ia mendapat informasi amunisi senjata pasukan Rusia telah habis.

Baca Juga: Puan Maharani Gelagapan saat Pidato Pakai Bahasa Inggris, Warganet : Matikan Saja Micnya Bu Daripada Malu

"Kami tahu, dan para komandan Rusia di lapangan tahu, bahwa pasokan dan amunisi mereka kini telah habis," kata Sir Jeremy Fleming dalam pidato di lembaga pemikir Royal United Services Institute (RUSI) di London.

"Pasukan Rusia kelelahan. Eksploitasi tahanan untuk dukungan, dan kini mobilisasi puluhan ribu personel wajib militer yang belum berpengalaman, menunjukkan sebuah situasi yang putus asa," katanya.

Kepala mata-mata Inggris itu juga menuturkan bahwa warga biasa Rusia "kabur dari wajib militer, dan menyadari mereka tidak dapat lagi bepergian."

"Mereka sadar akses ke teknologi modern dan pengaruh eksternal akan dibatasi secara drastis. Mereka (warga Rusia) merasakan sejauh mana penderitaan kemanusiaan yang mengerikan yang disebabkan perang yang dipilih olehnya," kata Fleming merujuk pada Presiden Rusia Vladimir Putin.

Fleming juga mengatakan tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir taktis oleh Rusia, yang ia yakini bahwa "doktrin Rusia dan pendekatan Putin untuk perang ini semoga (penggunaan nuklir) masih jauh dari kenyataan."

Baca Juga: Permaisuri Camilla Akan Dimahkotai Bersama Raja Charles III pada Mei 2023

Pidato Fleming disampaikan sehari setelah Rusia meluncurkan puluhan rudal ke kota-kota Ukraina yang menurut Putin sebagai balasan atas ledakan yang terjadi sehari sebelumnya di Jembatan Kerch yang menjadi penghubung antara Krimea dan Rusia.ANTARA

Load More