Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Senin, 03 Oktober 2022 | 07:47 WIB
Yulianto kakak dari salah satu korban koma tragedi Kanjuruhan Malang [SuaraMalang/Yuliharto Simon]

SuaraMalang.id - Siapa yang bertanggung jawab? Ke mana keluarga korban menuntut pertanggungjawaban? Pertanyaan itu terus terucap dari mulut Yulistiono.

Ia merupakan kakak kandung Viky Hermansya, fans Arema Malang yang menjadi korban dalam tragedi di Kanjuruhan Malang usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Saudara bungsunya itu, hingga kini belum sadarkan diri. Ia di rawat di RSUD Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang. Sampai saat ini, ia bingung harus melakukan apa. Karena, yang ia ketahui, sepanjang 90 menit Big Match itu bergulir, tidak terjadi apapun.

Bahkan, ketakutan terjadinya perkelahian antar kedua fans dari dua klub itu juga tidak terjadi. Memang, dari video yang beredar ada oknum suportter yang memasuki lapangan. Pada akhirnya, tindakan itu diikuti oleh pendukung lainnya.

Baca Juga: Pagi Ini, Mahfud MD Gelar Rapat Bahas Penanganan Tragedi Kanjuruhan

Dari tindakan itu, tim kepolisian pun masuk ke lapangan. Berselang beberapa lama kemudian, gas air mata ditembakkan. Bukan hanya diarahkan ke lapangan. Tapi, ke arah tribun.

"Saya sih belum tahu cerita pastinya. Adek saya belum sadarkan diri," kata Yulistiono, Minggu (2/10/2022).

Secara fisik, ia hanya bisa melihat luka-luka di muka sang adik. Seperti mata dan bibir yang bengkak. Tidak ada luka bagian tubuh. Pun ia belum mengetahui penyebab adiknya tak sadarkan diri.

"Dari pihak rumah sakit, belum ada pemeriksaan untuk tubuh bagian dalam. Saya hanya lihat bagian luarnya saja," ucapnya.

Kejadian itu, baru pagi tadi ia tahu. Itu juga, dapat informasi dari teman Viky. "Tadi teman adik saya datang. Terus kasih kabar kalau adik saya dalam kondisi kritis di Malang. Jadi, saya dan orangtua saya langsung berangkat. Jam 5.00 Wib kami berangkat dari Sidoarjo," ungkapnya.

Baca Juga: Netizen Menangis Minta Ketua Umum PSSI Mundur karena Buka Jumpa pers dengan "Hadirin yang Berbahagia"

Kini, hanya ibunya yang terus menjaga pria berusia 22 tahun itu. Di luar, ia terus berdoa agar adiknya bisa melewati masa kritisnya saat ini.

"Saya itu, hanya ingin adik saya kembali sehat. Saya bingung harus berbuat apa lagi. Kita tidak bisa saling tuduh dalam kejadian ini," ujarnya menambahkan.

Kontributor : Yuliharto Simon Christian Yeremia

Load More