Chandra Iswinarno
Minggu, 02 Oktober 2022 | 10:03 WIB
Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya Surabaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto]

19 Pitchside stewards

In order to protect the players and officials as well as maintain public order, it may be necessary to deploy stewards and/or police around the perimeter of the field of play. When doing so, the following guidelines must be considered:

a) Any steward or police officer deployed around the field of play is likely to be recorded on television, and as such their conduct and appearance must be of the highest standard at all times.

b) No firearms or “crowd control gas” shall be carried or used.

Sementara itu, TIMES Indonesia merangkum kronologis tragedi berdarah tersebut. Usai wasit meniupkan peluit panjang pertandingan Arema FC Vs Persebaya dengan skor 2-3 memicu kekecewaan Aremania. Mereka pun kemudian turun ke lapangan. Awalnya hanya sedikit Aremania saja yang turun. Pun beberapa Aremania menghampiri pemain. Pemain pun menyambut mereka.

Pemain nampak meminta maaf atas kekalahan tersebut. Beberapa pemain seperti Alfarizi, Dedik Setiawan, Maringa dihampiri oleh beberapa Aremania

Melihat beberapa Aremania yang sudah turun membuat pendukung lainnya ikut ke lapangan dalam jumlah lebih besar Mereka juga mendatangi pemain.

Beberapa pemain telah dievakuasi ke ruang ganti, namun beberapa pemain lain dengan tak terburu buru masuk ke lorong sambil meminta maaf ke supporter.

Mengetahui pemain telah masuk lorong ruang ganti membuat Aremania berkumpul di depan lorong. Pihak keamanan pun bersiaga di depan lorong pemain.

Baca Juga: Ridwan Kamil Sindir Stasiun TV di Tragedi Kanjuruhan: Jangan Selalu Kejar Demi Rating

Sempat terjadi chaos antara Aremania dengan pihak keamanan, bahkan beberapa personel keamanan memukul mundur Aremania dengan tongkat.

Sebaliknya beberapa suporter juga ada yang membalas dengan memukul personil keamanan yang terdiri dari TNI dan Polri. Balasan pukulan ini membuat personel keamanan yang memukul mundur makin banyak. Aremania pun mulai banyak yang kembali ke tribun.

Sejumlah penonton membawa rekannya yang pingsan akibat sesak nafas terkena gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan saat kericuhan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.

Tak berselang lama, gas air mata ditembakkan petugas untuk membubarkan massa. Namun justu mengarah ke penonton yang berada di tribun utara. Kondisi ini membuat panik yang berada di tribun.

Akhirnya, korban mulai berjatuhan. Banyak Aremania yang membopong Aremania lain yang sudah terkapar. Ada yang bisa diselamatkan, ada yang tak bisa dan dinyatakan meninggal. Suasana lorong di dekat ruang ganti pemain mencekam.

Bahkan, jumlah tenaga medis dan jumlah Aremania yang jadi korban tak sebanding. Alhasil banyak Aremania yang tak mendapat perawatan secara cepat. Banyak yang sudah meninggal di lorong stadion Kanjuruhan.

Tak hanya orang dewasa, anak kecil pun menjadi korban tragedi berdarah tersebut.

Load More