SuaraMalang.id - Guna menjaga keberlangsungan usahanya dalam pembuatan Tahu supaya tidak sampai mengalami bangkrut dan gulung tikar, salah satu tempat usaha produksi tahu yang ada di Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban terpaksa harus menaikkan harga Tahu hasil produksinya.
Kenaikan harga tahu sendiri dipicu lantaran saat ini harga kedelai impor yang digunakan untuk produksi tahu terus mengalami kenaikan serta bersamaan dengan harga BBM yang juga naik. Dampak dari harga kedelai yang mengalami kenaikan itu membuat pengusaha tahu juga harus mengurangi jumlah produksinya.
Dampak kenaikan harga kedelai impor yang biasa digunakan untuk produksi tahu dan tempe tersebut salah satunya dirasakan oleh Wardam (74), pengusaha Tahu asal Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang, Tuban. Pemilik produsen Tahu dengan nama UD Barokah itu menyatakan jika kenaikan harga kedelai hampir terus mengalami kenaikan selama beberapa hari terakhir.
"Harga kedelai tinggi sekali dan terus naik, saat ini harga kedelai Rp12.400 perkilonya. Ditambah lagi juga harga BBM yang naik," terang Wardam (74), yang merupakan pemilik Produsen Tahu UD Barokah seperti dikutip dari Beritajatim.com jaringan Suara.com, Jumat (30/9/2022).
Naiknya harga kedelai serta Bahan Bakar Minyak (BBM) yang juga naik secara otomatis juga membuat ongkos produksi juga segaris lurus (naik). Sehingga hal tersebut membuat pengusaha tahu yang sudah produksi bertahun-tahun tersebut terpaksa harus menyesuaikan harga jual tahu yang sudah siap dijual di pasaran.
Untuk harga tahu hasil produksi dari pengusaha skala rumahan itu sebelumnya dijual dengan harga Rp28 ribu setiap papannya. Dan kini harga tahu tersebut naik sebesar Rp2.000 hingga menjadi Rp30 ribu per papan Tahu.
"Ya gimana lagi, kalau tidak dinaikkan ya kita malah rugi. Ini menyesuaikan dengan harga sekarang," sambungnya.
Sementara itu, dengan kondisi kenaikan harga kedelai produksi tahu milik Wardam itu mengalami penurunan hingga sekitar 100 persen. Yang mana jika sebelum kenaikan harga Kedelai itu ia bisa memproduksi sekitar dua kwintal setiap hari, sedangkan saat ini Wardam hanya memproduksi tahu itu sekitar 1 kwintal saja untuk memenuhi permintaan sebagian wilayah Tuban dan Lamongan bagian utara.
Baca Juga: Pemerintah Pantau Harga Kedelai Kering Yang Mulai Melonjak
Berita Terkait
-
Kisah Pria Asal Magelang Naik Haji Pakai Sepeda, 8 Bulan Sampai Mekkah: Haji Mabrur!
-
Bawa Pulang Tiga Poin dari Markas PSS, Persita Tempel Ketat Posisi PSM Makassar
-
Tenang! Kedelai Lokal untuk Bahan Baku Tahu dan Tempe di Kudus Mulai Tersedia
-
Biar Petani Tak Rugi, Jokowi Perintahkan BUMN Serap Kedelai Rp10.000 per Kilogram
-
Jokowi Minta Indonesia Mampu Produksi Kedelai dan Berhenti Impor
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
-
Usai Dilantik, Menkeu Purbaya Langsung Tanya Gaji ke Sekjen: Waduh Turun!
-
Kritik Sosial Lewat Medsos: Malaka Project Jadi Ajak Gen Z Lebih Melek Politik
Terkini
-
BRI Bangun UMKM Tangguh Lewat BRILiaN, Pengusaha Muda Kombucha Jadi Inspirasi
-
Nikmati, Cashback Maksimal dari BRI untuk Investor Sukuk Ritel SR023T3 dan SR023T5
-
Modal Gercep! Saldo Rp199 Ribu Langsung Cair, Sikat 3 Link DANA Kaget Ini
-
BRI Hadirkan QRIS Kartu Kredit di Super Apps BRImo untuk Transaksi Besar
-
Lewat Holding UMi, BRI Tingkatkan Keuangan Inklusif untuk UMKM