SuaraMalang.id - Wali Kota Malang, Sutiaji masih berpikir dua kali untuk mengganti kendaraan dinas di institusinya menjadi mobil listrik. Pasalnya anggaran untuk penyediaan mobil tersebut tak mencukupi.
Peralihan mobil listrik di tingkat daerah sendiri tertuang dalam Inpres Nomor 7/2022 tentang Percepatan Penggunaan Kendaraan listrik berbasis Baterai di Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah. Inpres tersebut diterbitkan 13 September 2022 lalu untuk mulai dilakukan oleh jajaran institusi pemerintahan.
Sutiaji sendiri mengaku bahwa untuk satu unit mobil listrik itu dinilai cukup mahal. Hal itu bakal berimbas dengan membengkaknya anggaran daerah.
"Kita belum bisa untuk menggunakan mobil listrik, karena harganya terlalu mahal dan anggaran kita tak mampu membelinya," ujar Sutiaji seperti dikutip dari Timesindonesia.co.id jaringan Suara.com, Kamis (15/9/2022).
Ia melanjutkan dari penelusurannya, satu unit mobil listrik mencapai Rp500-800 juta. Dengan harga tersebut, pihaknya masih tak mampu mengalokasikan anggaran khusus untuk mobil listrik.
"Mobil dinas camat kita saja sekitar Rp250-300 juta, mobil listrik segitu. Jadi saya lihat harganya mahal," ungkapnya.
Untuk mobil listrik yang berkisar dibawah Rp1 miliar, diantaranya ada Nissan Leaf seharga Rp728 juta dengan baterai 40 kWh dengan jarak tempuh 311 km. Adapun Hyundai loniq Electric Rp682 juta baterai 38,3 kWh dengan jarak tempuh 373 km.
Selain itu, Hyundai Kona Electric Rp742 juta, baterai 39,2 kWh dengan jarak tempuh 345 km. Hyundai loniq 5 varian prime Rp748 juta dan Signature Rp809 juta, baterai 58,2 sampai 72,6 kWh dengan jarak tempuh 384 km untuk tipe standar dengan long range mencapai 481 km. MINI Cooper Electric Rp845 juta, baterai 28,9 kWh dengan jarak tempuh 234 km.
Untuk pengisian baterai sendiri memakan waktu 2,5 jam hingga 80 persen dan membutuhkan waktu 7,3 detik untuk akselerasi dari 0 hingga 100 km/jam.
Baca Juga: Periklindo: Saatnya Pemerintah Beralih ke Kendaraan Listrik
Disinggung dengan jenis mobil dengan harga yang lebih murah yakni Wuling Air ev dengan baterai 17,3 sampai 26,7 kWh dengan jarak tempuh 200km seharga Rp238 juta, menurutnya itu tak sesuai kebutuhan.
"Wuling itu kan memang sekitar Rp300 juta, tapi tidak sesuai kebutuhan kita," katanya.
Selain harga, untuk pengecasan mobil listrik ini dianggap Sutiaji juga masih memberatkan. Oleh sebab itu, ia memastikan di tahun 2023 mendatang pun pihaknya masih perlu pikir-pikir menggelontorkan anggaran untuk pengadaan mobil listrik.
"Kita masih belum. Untuk tahun depan kemungkinan juga belum bisa," kata Sutiaji.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Usai Dilantik, Menkeu Purbaya Langsung Tanya Gaji ke Sekjen: Waduh Turun!
-
Kritik Sosial Lewat Medsos: Malaka Project Jadi Ajak Gen Z Lebih Melek Politik
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Kamera Terbaik September 2025
-
Ini Dia Pemilik Tanggul Beton Cilincing, Perusahaan yang Pernah Diperebutkan BUMN dan Swasta
-
Kronologi Gen Z Tumbangkan Rezim di Nepal: Dari Blokir Medsos Hingga Istana Terbakar!
Terkini
-
BRI Bangun UMKM Tangguh Lewat BRILiaN, Pengusaha Muda Kombucha Jadi Inspirasi
-
Nikmati, Cashback Maksimal dari BRI untuk Investor Sukuk Ritel SR023T3 dan SR023T5
-
Modal Gercep! Saldo Rp199 Ribu Langsung Cair, Sikat 3 Link DANA Kaget Ini
-
BRI Hadirkan QRIS Kartu Kredit di Super Apps BRImo untuk Transaksi Besar
-
Lewat Holding UMi, BRI Tingkatkan Keuangan Inklusif untuk UMKM