SuaraMalang.id - Dugaan penyelewengan pupuk bersubsidi kembali mencuat di Bondowoso Jawa Timur ( Jatim ). Kasus ini mirip dengan yang terjadi pada 2021 lalu.
Salah satu modus penyelewengan ini misalnya pencatutan nama orang-orang yang sudah mati sebagai penebus pupuk tersebut di oleh kios-kios penyalurnya.
Seperti Sumina, wanita paruh baya umur 62 tahun, Warga di Kecamatan Pakem, Kabupaten Bondowoso yang namanya dicatut tebus pupuk subsidi pada tahun 2021 sebanyak 800 kg.
Padahal saat ditemui di rumahnya Sumina yang kesehariannya bekerja membuat besek atau bungkus jajanan tape dari irisan bambu mengaku tidak punya lahan pertanian sama sekali.
Baca Juga: Tersangka Baru Kasus Korupsi Bantuan Kemensos di Bondowoso
Bahkan, wanita paruh baya yang tinggal di rumah gedek ini juga mengaku tidak pernah menebus pupuk bersubsidi tersebut.
"Saya tidak pernah punya lahan pertanian sejak masih ada orang tua hidup di dunia, karena orang tau saya memang tidak punya lahan pertanian," kata Sumina, dikutip dari suaraindonesia.co.id jejaring media suara.com, Rabu (27/07/2022).
Tak hanya Sumina, Mukkadas yang merantau sudah 20 tahun ke Kalimantan namanya dicatut menebus pupuk bersubsidi 1,2 ton. Sementara Mukkadas tidak pernah menebus pupuk bersubsidi. Hal itu sebagaimana disampaikan Sunardi orang tua Mukkadas.
Warga Desa Kupang Kecamatan Pakem ini lantas merasa kaget ketika mengetahui nama anaknya yang sedang ada diperantauan muncul dalam laporan pembelian pupuk bersubsidi.
"Anak saya itu tidak pernah pulang sejak merantau. Kok bisa namanya tercatat sebagai penebus pupuk bersubsidi," kata Sunardi di Kediamannya, Rabu (10/8/22).
Baca Juga: Stok Pupuk Urea dan NPK Bersubsidi 857.504 Ton
Di lain pihak, tepatnya di Desa Sumber Dumpyong, Kecamatan Pakem, petani juga mengeluhkan kelangkaan pupuk subsidi pada tahun 2021. Selain langka, pupuk subsidi juga dijual di atas harga eceran tertinggi (HET).
Seperti diakui petani berinisial M, ia membeli pupuk urea 100 kilogram atau 1 kuintal pada Mei 2021 lalu dengan harga Rp 300.000. Padahal berdasarkan HET harga pupuk subsidi Rp 225.000 per kuintal atau Rp 2.250 per kilogram.
Selain itu, sejumlah petani yang melakukan transaksi tidak mendapatkan kwitansi dari kios penyedia pupuk subsidi.
Tak hanya itu, sejumlah petani mengaku namanya dicatut sebagai pembeli pupuk subsidi. Padahal mereka tidak merasa menebus pupuk subsidi.
Total ada 16 petani yang namanya dicatut oleh kios. Bahkan sebanyak 3 nama yang diketahui sudah meninggal dunia tercatat sebagai pembeli pupuk subsidi.
Semua orang yang namanya dicatut menegaskan tidak pernah menyuruh orang lain untuk menebus jatah pupuk subsidi milik mereka.
Aliansi warga Sumber Dumpyong membuat pengaduan tertulis kepada Ketua KP3 (Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida) Bondowoso terkait persoalan itu.
Berita Terkait
-
Tersangka Baru Kasus Korupsi Bantuan Kemensos di Bondowoso
-
Stok Pupuk Urea dan NPK Bersubsidi 857.504 Ton
-
Petani di OKU Keluhkan Kartu Tani tak Bisa Digunakan untuk Beli Pupuk Bersubsidi
-
Petani Singkong di Lampung tak Lagi Dapat Jatah Pupuk Bersubsidi, Ini Upaya Pemprov
-
Dugaan Penimbunan Solar di Bondowoso Terungkap Pasca Kebakaran
Tag
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 1 Detik Jay Idzes Gabung Sassuolo Langsung Bikin Rekor Gila!
- Andre Rosiade Mau Bareskrim Periksa Shin Tae-yong Buntut Tuduhan Pratama Arhan Pemain Titipan
- Penantang Kawasaki KLX dari Suzuki Versi Jalanan, Fitur Canggih Harga Melongo
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga dengan Sensasi Alphard: Mulai Rp50 Juta, Bikin Naik Kelas
Pilihan
-
Tok! Carlo Ancelotti Dibui 1 Tahun: Terbukti Gelapkan Pajak Rp6,7 M
-
Sejarah Nama Kompetisi Liga Indonesia: Dari Perserikatan Kini Super League
-
Dear Pak Prabowo: Penerimaan Loyo Utang Kian Jumbo
-
Eks Petinggi AFF Kritik Strategi Erick Thohir, Naturalisasi Jadi Bom Waktu untuk Timnas Indonesia
-
Siapa Liam Oetoehganal? Calon Penerus Thom Haye Berstatus Juara Liga Belgia
Terkini
-
Sebagai Agent of Development, BRI Salurkan BSU Senilai Rp1,72 Triliun ke 2,8 Juta Pekerja
-
Gunung Semeru Erupsi 4 Kali Hari Ini! Warga Diminta Jauhi Area Ini
-
Waspada! Gunung Semeru Erupsi Empat Kali, Warga Diminta Jauhi Kawasan Rawan Bencana
-
BRI Catat Green Financing Rp89,9 Triliun, Bukti Komitmen pada Pembangunan Berkelanjutan
-
Layanan AgenBRILink dari BRI Kini Makin Lengkap dan Aman