SuaraMalang.id - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Jember Jawa Timur ( Jatim ) kian mengganas. Sejumlah sapi yang baru sembuh dinyatakan mati mendadak.
Belum diketahui pasti apa penyebabnya. Namun Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan setempat terus menyelidiki penyebab kematian sapi-sapi secara mendadak tersebut.
Seperti disampaikan Sekretaris Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Jember, Sugiarto. Ia mengatakan sapi yang dinyatakan mati mendadak itu kondisinya normal.
"Ada beberapa kasus di lapangan, ternak yang sudah dinyatakan sembuh secara medis, suhu tubuh normal, mau makan, tahu-tahu satu minggu kemudian mati mendadak. Kami masih mencari literatur dan kajian, apa penyebabnya," ujarnya, dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Selasa (12/7/2022).
“Apa karena badai sitokin seperti Covid, atau memang ada pembengkakan pada jantung. Salah satu ciri khas PMK ini adalah pembengkakan pada jantung,” kata Sugiarto menambahkan.
Ia melanjutkan, persoalan itu menjadi pekerjaan rumah bagi dinas. Dan gara-gara masalah tersebut dinas belum berani melaporkan tingkat kesembuhan tenak dari PMK sebelum ada pengecekan dari laboratorium.
Hingga Senin (11/7/2022) kemarin, setidaknya ada 10.823 ekor sapi di Jember yang terjangkit PMK. Sebanyak 63 ekor di antaranya mati dan empat ekor dipotong paksa. Hanya 100 ekor yang tercatat sembuh.
Saat ini, ternak sapi yang paling banyak terinfeksi ada di kawasan Jember barat dan selatan, seperti Kecamatan Puger dan Wuluhan.
"Tapi di Jember bagian utara, ada yang terkena tapi relatif sedikit dibandingkan populasi yang ada," kata Sugiarto menjelaskan.
Baca Juga: Malangnya Santri Asal Surabaya Ini, Tewas Tenggelam Saat Bersihkan Jeroan Hewan Kurban
Jember sebenarnya mendapat jatah 1.500 dosis vaksin impor yang diprioritaskan untuk sapi perah.
"Tapi alhamdulillah, kami dapat tambahan delapan ribu vaksin. Tapi masalahnya selain sarana prasarana dan dana operasional tidak ada, kami harus membuat ‘range’ untuk vaksinasi," ujarnya.
Menurut Sugiarto, ada beberapa kasus pasca vaksinasi. Menurut dia, sekitar 10 persen ternak yang divaksin menunjukkan gejala sakit.
"Ini harus kita waspadai. Jangan sampai kami yang dituduh: kemarin sehat, setelah disuntik malah sakit," katanya.
Sugiarto mengingatkan, masa inkubasi PMK 14 hari, artinya setelah ternak kena penyakit, maka 14 hari kemudian baru muncul gejala.
"Bisa jadi saat divaksin, ternak itu baru kena 10 hari atau 13 hari, sehingga gejalanya belum muncul," katanya.
Tag
Berita Terkait
-
Malangnya Santri Asal Surabaya Ini, Tewas Tenggelam Saat Bersihkan Jeroan Hewan Kurban
-
Pelaku Perampasan Motor di Jember Tewas Secara Tragis Setelah Digebuki Massa
-
Wabah PMK Bikin Masyarakat Takut Makan Sate, Prof Zubairi: Monggo Saja, Aman!
-
Menikmati Healing di Wana Wisata Alam Simbat Wuluhan Jember
-
Gempa Jember, Kaca Bergetar dan Genting Rumah Rontok
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Marcos Santos Geram! Salahkan Wasit Usai Arema FC Dibungkam Borneo FC
-
Akhir Pekan Banjir Rejeki, 5 Link ShopeePay Gratis Ini Bisa Cairkan Rp2,5 Juta!
-
BRI Dorong Desa BRILiaN Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru Indonesia
-
DANA Kaget SPESIAL Untuk Beli Makan Siang Menantimu, Siapa Cepat Dia Dapat
-
KUR BRI 2025: Rp130 Triliun Disalurkan, Fokus Sektor Produksi dan Pertanian