SuaraMalang.id - Sebanyak 50.000 warga di New South Wales (NSW), Australia mengungsi akibat bencana banjir yang kian memburuk.
Hujan deras terus mengguyur pantai timur Australia dan memperparah banjir di Sydney. Ribuan penduduk diperintahkan untuk meninggalkan rumah pada Senin (4/7/2022) malam, setelah sungai-sungai meluap dengan cepat melewati tingkat bahaya.
"Sekitar 50.000 penduduk di New South Wales (NSW), sebagian besar di pinggiran barat Sydney, telah diberitahu untuk mengungsi atau diperingatkan bahwa mereka mungkin menerima perintah evakuasi, naik dari jumlah 30.000 orang pada Senin," kata Menteri Manajemen Darurat NSW Steph Cooke mengutip Antara, Selasa (5/7/2022).
Cuaca bertekanan rendah yang intens di lepas pantai timur Australia membawa hujan lebat di mana beberapa tempat menerima curah hujan untuk sekitar satu bulan sejak Sabtu.
Baca Juga: Banjir di Australia Semakin Parah, Ribuan Penduduk Diminta Tinggalkan Rumah
Badai besar yang masih berlangsung sekarang ini kemungkinan akan mereda di Sydney pada Selasa, kata Cooke kepada televisi lokal Australia. Namun, risiko banjir masih tetap ada sepanjang pekan karena sebagian besar tangkapan sungai sudah mendekati kapasitas penuh bahkan sebelum badai terjadi.
"Kita belum keluar dari masa badai ini," kata Cooke.
Pemerintah federal Australia pada Senin malam menyatakan banjir yang terjadi di negara itu sebagai bencana alam dan membantu warga yang terkena banjir menerima dukungan dana darurat.
Para awak tim darurat akan melanjutkan operasi penyelamatan mereka pada Selasa untuk menderek kapal pengangkut yang kehilangan daya di lepas pantai Sydney setelah tali dereknya putus akibat cuaca buruk, kata para pejabat.
Banjir besar terjadi di Windsor di wilayah barat Sydney, yang telah mengalami banjir ketiga pada tahun ini, dengan ketinggian air saat ini lebih tinggi daripada yang terlihat pada banjir awal tahun ini, kata biro cuaca Australia.
Baca Juga: Kota Banjarbaru Kalsel Dilanda Banjir
Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan jalan-jalan dan jembatan terendam, sementara tim darurat menyelamatkan orang-orang yang berusaha keluar dari kendaraan yang sebagian terendam dan terjebak di air yang naik.
Seorang warga Windsor bernama Nigel Myron mengatakan dia telah menyiapkan perahu karet jika dia harus mengungsi meskipun dia ingin kembali ke tempatnya setelah air surut.
"Pada akhirnya, apa yang bisa Anda lakukan? Begitulah adanya keadaan ini dan kami membersihkan diri dari abu dan membangun kembali setelah banjir datang dan pergi," kata Myron kepada televisi ABC. (Antara)
Berita Terkait
-
Oli Mesin Tercampur Air, Musuh Tersembunyi di Balik Banjir
-
Mobil Terendam Banjir? Jangan Langsung Nyalakan Mesin
-
Fenomena Super New Moon, 11 Kelurahan di Jakut dan Kepulauan Seribu Berpotensi Terendam Banjir Rob
-
Ketika Mobil Listrik Wuling Air EV Terabas Banjir, Berjalan Santai Tanpa Halangan
-
Berita Kemarin: Banjir Kepung Permukiman Warga, JLF Sepi Pengunjung Imbas Ekonomi Lesu
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
BRImo Versi Bilingual Hadir: Transaksi Makin Lancar, Pengguna Makin Puas
-
Dinilai Sangat Strategis, Pembangunan Tol Malang - Kepanjen Butuh Dana Rp 7,5 Triliun
-
Sekolah Rakyat akan Dibuka di Malang, Ini Kategori Siswanya
-
Pencurian di Malang, CCTV Bongkar Aksi 2 Maling
-
Skandal Rupadaksa Guncang UIN Malang, Rektorat Turun Tangan: Terancam Sanksi Berat